TRIBUNNEWS.COM - Iran menggelar parade drone dan rudal pada Rabu (17/4/2024).
Dalam konvoi tersebut, Angkatan Bersenjata Iran memamerkan berbagai peralatan militer, termasuk drone dan rudal balistik jarak jauh.
Drone Ababil, Arash, dan Mohajer, serta rudal balistik jarak menengah Dezful hingga sistem rudal pertahanan udara S-300 juga dipamerkan di kesempatan tersebut, lapor Al Arabiya.
Dengan memamerkan senjata-senjatanya, Teheran tampaknya berniat membuktikan mereka siap menerima tanggapan apapun dari Israel setelah melancarakan operasi Janji Abadi
Pada Rabu (17/4/2024), Presiden Iran, Ebrahim Raisi, kembali menegaskan bahwa Teheran akan merespons dengan sengit setiap tindakan balasan sekecil apapun yang dilakukan Israel.
Teheran melakukan serangan langsung pertamanya terhadap Iran pada Sabtu (13/4/2024) kemarin, pascaserangan Israel terhadap gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.
Iran memuji Operasi Janji Abadi sukses dan mencapai semua target, termasuk menimbulkan kerusakan di pangkalan udara serta pusat intelijen yang diklaim digunakan Israel untuk menyerang Damaskus.
Teheran mengaku serangannya ke Israel bersifat terbatas dan dilakukan sebagai bentuk membela diri.
Dikatakan, pihaknya telah memberi tahu AS dan memberikan peringatan 72 jam kepada negara-negara tetangga sebelum serangan itu terjadi.
Setelah dibombardir rudal kemarin, pihak Israel bersumpah akan membalas Iran, meski belum diketahui kapan waktunya.
Ancaman itu diperkuat dengan seruan Juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari, yang menegaskan Iran tidak akan bebas dari "hukuman".
Baca juga: Kata Warga Gaza saat Salvo Roket Iran Hujani Tel Aviv: Siapa pun yang Serang Israel adalah Pahlawan
Sepertinya kemarahan Israel tidak membuat Iran bergetar.
Pada Rabu (17/4/2024), Komandan Angkatan Udara Iran, Hamid Vahedi, ikut memperingatkan musuh-musuh Iran agar tidak melakukan kesalahan strategis.
"Kami 100 persen siap di semua lini udara," ucapnya, seperti dikutip ISNA.
Selasa (16/4/2024) malam, Amerika Serikat (AS) mengatakan akan menjatuhkan sanksi baru terhadap program rudal dan drone Iran.
Washington juga mengharapkan para sekutu dan mitranya untuk mengikuti langkah serupa.
Dikutip dari AFP, mengikuti ajakan Gedung Putih, Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, pada Rabu (17/4/2024) mendesak G7 untuk mengadopsi "sanksi terkoordinasi" baru terhadap Iran.
Ketika ditanya tentang ketakutan akan konflik regional yang lebih luas, Cameron menyebut situasi tersebut “sangat memprihatinkan.”
(Tribunnews,com, Andari Wulan Nugrahani)