TRIBUNNEWS.COM - Kantor berita semi-resmi Iran, Mehr melaporkan bahwa situasi di Kota Isfahan sekarang "benar-benar tenang dan aman" padahal baru beberapa jam lalu diserang Israel.
"Orang-orang menjalani kehidupan normal mereka," lapor siaran langsung televisi Iran, dikutip dari Al Jazeera.
Liputan media tersebut menunjukkan lalu lintas pagi hari ini di persimpangan pusat kota tampak lancar.
Kantor berita Fars melaporkan sistem pertahanan udara di Isfahan diaktifkan setelah ada "objek diduga drone" mengarah ke wilayah tersebut.
Tiga ledakan terdengar di dekat pangkalan angkatan udara di sisi barat Kota Isfahan.
Tagrih News melaporkan bandara Iran mengumumkan, penerbangan dari Teheran, Isfahan, dan Shiraz ditangguhkan sesaat setelah ledakan.
Pada Jumat (19/4/2024) pagi, pesawat komersil mulai mengalihkan rute mereka, tanpa memberikan rincian, lapor Independent.
Beberapa waktu setelah situasi tenang, organisasi penerbangan sipil Iran mengatakan pembatasan penerbangan di beberapa bandara telah dicabut, menurut Tasnim.
Pejabat Iran klaim ledakan di Isfahan akibat aktivasi sistem pertahanan udara
Seorang pejabat Iran yang namanya tidak disebutkan itu mengklaim tidak ada serangan rudal terhadap Iran.
Ia mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan yang terdengar di Isfahan adalah akibat aktivasi sistem pertahanan udara Iran.
Baca juga: TV Iran Remehkan Serangan Israel, Sebut 3 Benda Kecil Tak Dikenal Dicegat Sistem Pertahanan Udara
Kota Isfahan terletak 350 kilometer dari Ibu Kota Teheran.
Kota Isfahan dianggap sebagai wilayah penting yang strategis di Iran.
Kota ini adalah rumah beberapa fasilitas nuklir Iran serta pangkalan udara militer utama.
Kota terdekat Natanz adalah salah satu situs pengayaan nuklir Iran.
TV pemerintah mengatakan fasilitas nuklir di dekat Isfahan “sepenuhnya aman” setelah baterai pertahanan udara ditembakkan di daerah tersebut.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Iran melancarkan rudal dan drone ke Israel sebagai balasan atas pengeboman Israel ke gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)