Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
Tribunnews.Com, Teheran – Panglima Senior Korps Garda Revolusi Iran (Irgc) Ahmad Haghtalab mengungkap bahwa negaranya tengah bersiap menghujani kawasan israel dengan rudal nuklir.
Ancaman tersebut dilontarkan Haghtalab tak lama setelah pasukan Israel menembakan 3 drone ke fasilitas nuklir strategis iran yang berlokasi kota Isfahan Barat Laut dari Ghahjaworstan.
Kendati serangan israel tak memicu kerusakan apapun namun imbas ledakan ini, semua penerbangan ke kota-kota besar Iran Seperti Teheran, Isfahan, dan Shiraz ditutup. Sementara Operasional Bandara di barat, barat laut, dan barat daya terpaksa ditangguhkan hingga batas waktu yang tidak bisa diperkirakan
Baca juga: Israel serang balik Iran – Apa yang diketahui sejauh ini
“Kami Pastikan Akan Membalas Setiap Serangan Israel Terhadap Fasilitas Nuklirnya. Kami Tahu Persis Di Mana Letak Lokasi Nuklir Utama Musuh,” Kata Haghtalab sebagaimana dikutip dari The Times Of Israel.
Adapun Konflik antara Iran dan Israel pertama kali pecah usai Korps Angkatan Laut IRGC Iran kehilangan tujuh pasukan elitnya, akibat serangan udara yang dilancarkan jet tempur F-35 milik militer Israel ke Konsulat Iran di Damaskus.
Israel berdalih serangan terhadap Damaskus tidak menargetkan gedung kedutaan Iran, melainkan bangunan di dekatnya yang berfungsi sebagai markas militer Garda Revolusi.
Namun Iran menilai serangan mematikan itu telah mengganggu kedaulatan negaranya. Alasan ini yang membuat IRGC murka hingga mereka nekat meluncurkan 300 drone dan rudal ke wilayah Tel Aviv.
Sepekan pasca serangan dilakukan, Israel pada Jumat pagi membalas serangan Iran dengan meluncurkan beberapa tembakan ke pangkalan udara Militer Iran yang berlokasi di kota Ghahjaworstan.
Israel berdalih serangan dilakukan sebagai respon atas tindakan Iran yang telah menghujani langit Israel dengan 300 drone dan rudal hingga membuat sektor transportasi macet beroperasi.
Baca juga: Iran Sepelekan Serangan Israel, Sebut Tembakan IDF ke Isfahan Tak Picu Kerusakan Besar
"Jika rezim Zionis palsu memutuskan untuk menggunakan ancaman serangan terhadap pusat-pusat nuklir negara kita sebagai alat untuk menekan Iran, maka sangat mungkin dan masuk akal untuk merevisi doktrin dan kebijakan nuklir Republik Islam Iran dan menyimpang dari pertimbangan sebelumnya yang disampaikan," kata Haghtalab.
Persiapan Iran Hadapi Serangan Israel
Mencegah serangan lanjutan dari Israel, otoritas Iran kini mulai mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di beberapa wilayah penting, agar serangan-serangan udara pihak musuh seperti roket, artileri, dan mortir tidak dapat menembus kawasan udara Iran.
“Pertahanan udara Iran telah diaktifkan di langit beberapa provinsi,” lapor Kantor berita resmi Iran, IRNA.
Tak hanya itu Iran juga turut mengevakuasi para personel Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Suriah menyusul ancaman serangan balasan dari Israel. Beberapa anggota IRGC juga mulai mengungsi dari markasnya, terutama pada malam hari.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Surat kabar Amerika Serikat (AS) The Wall Street Journal (WSJ), mengutip beberapa sumber pejabat Suriah dan Iran, melaporkan personel IRGC yang bertugas di beberapa lokasi telah dipindah.
"Teheran mulai mengevakuasi para perwira dan penasehatnya dari beberapa lokasi di Suriah, di mana sebagian besar anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) berada," kata para pejabat dan penasihat Suriah dan Iran, dikutip dari Al Arabiya.
Tak tanggung-tanggung untuk menghadapi serangan balik Israel, pasukan Iran akan menerjunkan pesawat pembom dan perlindungan udara hingga skuadron Sukhoi-24 untuk berpartisipasi dalam respons terhadap musuh jika terjadi serangan terhadap Iran benar-benar terjadi.
"Kami 100 persen siap di semua area penerbangan, baik perlindungan udara atau pembom, dan siap menyerang," kata Komandan itu.