Sungai yang dimaksudkan ialah Sungai Yordan. Adapun laut itu adalah Laut Mediterania atau Laut Tengah.
Di antara sungai dan laut itu kini terdapat negara Zionis, yakni Israel.
Adapun Al-Hayya tidak mengungkapkan apakah kesediaan Hamas untuk mengikuti solusi dua negara itu berarti akan mengakhiri konflik antara warga Palestina dan Israel.
Hamas mulai berkuasa di Gaza pada tahun 2007 setelah setahun sebelumnya memenangkan pemilu.
Setelah Hamas berkuasa di Gaza, Otoritas Palestina (PA) hanya memerintah di kantong-kantong wilayah Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.
PA berharap bisa mendirikan sebuah negara merdeka di Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Gaza yang dirampas Israel dalam perang tahun 1967.
Dunia internasional mendukung solusi dua negara untuk mengatasi konflik Palestina-Israel.
Namun, pemerintahan garis keras Netanyahu hingga kini masih menolak solusi tersebut.
Baca juga: Jelang Invasi Israel ke Rafah, Ribuan Tentara Termasuk Brigade Yiftah dan Carmeli Dikerahkan ke Gaza
Saat ini perang di Gaza antara Hamas dan Israel telah berlangsung selama hampir 7 bulan.
Serangan Israel di Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina.
Menurut pihak berwenang setempat, sebagain besar dari korban jiwa adalah wanita dan anak-anak.
Adapun sekitar 80 persen warga Gaza saat ini menjadi pengungsi.
Di sisi lain, Israel kini mempersiapkan serangan darat ke Kota Rafah di Gaza selatan yang menjadi tempat berlindung lebih dari 1 juta warga Palestina.
Israel mengklaim serangan ke Rafah diperlukan agar bisa mendapatkan kemenangan dalam perang melawan Hamas.