News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Niat Redakan Pendemo Pro-Palestina, Ketua DPR AS Malah Dicemooh, Ancam Turunkan Garda Nasional

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masyarakat berunjuk rasa di kampus Universitas Columbia yang diduduki oleh pengunjuk rasa pro-Palestina di New York pada 22 April 2024. Pengunjuk rasa pro-Palestina di Columbia Universitas menghabiskan hari kelimanya menuntut sekolah tersebut memutuskan hubungan keuangan dengan sekutu utama AS, Israel.

TRIBUNNEWS.COM - Demo pro-Palestina di Amerika Serikat (AS) semakin meluas.

Untuk meredakan protes yang semakin meluas, Ketua DPR AS, Mike Johnson pun mendatangi para mahasiswa di Universitas Columbia pada Rabu (24/4/2024) sore.

Ketika tengah berpidato, Johnson mendapatkan cemoohan dari mahasiswa dengan meneriakkan yel-yel.

Dikutip dari CNN, para pengunjuk rasa meneriakkan, “Bebaskan, bebaskan Palestina,” dan “Ungkapkan, divestasi, kami tidak akan berhenti, kami tidak akan beristirahat”.

Massa juga meneriakkan, “Dari Sungai hingga laut, Palestina akan merdeka”.

Puncaknya, para pendemo menyanyikan nyanyian cemoohan kepada Johnson dengan menyebut, “Mike, kamu payah”.

Seorang mahasiswa yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, Mike Johnson harus “pergi”.

"Mengapa dia ingin datang ke sini untuk memberikan pertunjukan politik, saya tidak tahu," katanya.

"Ini sangat memalukan, dan Anda dapat melihat kami tidak menyukainya sama sekali," ujarnya lagi.

Akibat cemoohan dari para mahasiswa, Mike Johnson memberikan ancaman akan menurunkan Garda Nasional untuk meredam protes.

"Niat saya adalah menelepon Presiden Biden setelah kami meninggalkan tempat ini dan menceritakan kepadanya apa yang telah kami lihat dengan mata kepala kami sendiri dan menuntut agar dia mengambil tindakan," katanya kepada Fox News.

Baca juga: Lagi-lagi Dikaitkan dengan Anti-Semit, Israel Kecam Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes di AS

"Ada otoritas eksekutif yang akan tepat jika hal ini tidak segera diatasi, dan jika ancaman dan intimidasi ini tidak bisa dihentikan, ini adalah waktu yang tepat bagi Garda Nasional," ucap Johnson.

"Kita harus menertibkan kampus-kampus ini. Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi di seluruh negeri. Kita lebih baik dari ini," pungkasnya.

Johnson menyerang para demonstran sebagai "massa" dan secara khusus mengecam para profesor dan dosen lain yang bergabung dalam protes tersebut.

Dia juga mengulangi seruannya sejak pagi agar Rektor Universitas Columbia, Minouche Shafik, yang ditemuinya sebelum konferensi pers, untuk mengundurkan diri.

"Saya di sini hari ini bergabung dengan rekan-rekan saya dalam menyerukan Presiden Shafik untuk mengundurkan diri jika dia tidak dapat segera menertibkan kekacauan ini," tegas Johnson.

"Sebagai Ketua DPR, saya telah berkomitmen hari ini bahwa Kongres tidak akan diam karena mahasiswa Yahudi diperkirakan akan melarikan diri dan tidak masuk kelas karena bersembunyi dalam ketakutan," terangnya.

Pada saat tertentu, ia berbicara langsung kepada para pengunjuk rasa, menyebut aktivitas mereka tidak bersifat Amerika.

"Kampus perguruan tinggi dulunya adalah tempat perdebatan yang saling menghormati, untuk mendiskusikan perbedaan pendapat di pasar bebas ide. Bukan itu yang terjadi di sini," kata Johnson.

Baca juga: Aksi Unjuk Rasa Pro-Palestina Makin Menyebar di Kampus-kampus Terkemuka di Amerika Serikat

"Anda mengintimidasi dan meneriaki orang-orang yang tidak Anda setujui," katanya.

Sherif Ibrahim, seorang mahasiswa dan penyelenggara Apartheid-Divest Universitas Columbia, mengatakan kepada Mother Jones bahwa para penyelenggara perkemahan percaya bahwa politisi Partai Republik seperti Johnson “melakukan kesalahan sepenuhnya karena mereka ingin melakukan kesalahan”.

"Dan mereka ingin mencap kami sebagai antisemit padahal mereka bisa melakukan hal yang salah. Tidak jauh dari kebenaran," kata Ibrahim.

"Jika Anda menghabiskan waktu di sini di kamp, ​​​​itu akan terlihat jelas bagi Anda, namun mereka tidak melakukannya," lanjutnya.

"Mereka datang dan berbicara tentang langkah-langkah tersebut, lalu mereka keluar, karena ini adalah momen untuk mendapatkan modal politik, dan ini adalah sesuatu yang dapat mereka manfaatkan karena ada banyak perhatian di sini terhadap pengorganisasian kami dan terhadap Kolombia," tambahnya.

Banyak mahasiswa yang memprotes pernyataan Johnson juga menganggapnya sebagai seorang oportunis.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini