Dia juga bertemu dengan para pemimpin Hamas di Istanbul dengan cara yang dipublikasikan dan telah menjatuhkan sanksi terhadap perdagangan dengan Israel, membatasi ekspor lebih dari 50 produk ke negara tersebut.
Pejabat partai yang berkuasa, serta Erdogan, percaya bahwa kebijakan pemerintah mengenai Palestina, khususnya melanjutkan perdagangan dengan Israel, membuat marah banyak Muslim Turki yang saleh, yang mengalihkan suara mereka ke partai-partai konservatif saingannya selama pemilihan lokal bulan lalu.
Desakan Erdogan untuk Persatuan Palestina
Erdogan mendesak warga Palestina untuk bersatu di tengah perang Israel di Gaza.
Baca juga: Soal Proposal Gencatan Senjata Baru Israel, Hamas: Tidak Ada Masalah Besar
Desakan ini muncul setelah Erdogan menjamu Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Istana Dolmabahce di Istanbul.
"Sangat penting bagi warga Palestina untuk bertindak dengan kesatuan dalam proses ini. Respon terkuat terhadap Israel dan jalan menuju kemenangan terletak pada persatuan dan integritas," kata Erdogan, dikutip dari Al Jazeera.
Hamas memiliki kantor di Turki sejak 2011, ketika Turki membantu mengamankan perjanjian bagi kelompok tersebut untuk membebaskan tentara Israel Gilad Shalit.
Erdogan memelihara hubungan dengan Haniyeh, pemimpin politik kelompok tersebut, yang sering berkunjung.
"Bahkan jika hanya saya, Tayyip Erdogan, yang bertahan, saya akan terus melanjutkannya selama Tuhan memberikan hidup saya, untuk membela perjuangan Palestina dan menjadi suara rakyat Palestina yang tertindas," katanya.
(Tribunnews.com/Whiesa)