TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku menemukan tiga terowongan besar saat menjalankan operasi militer di perlintasan Rafah, Jalur Gaza, pada Senin malam, (6/5/2024).
Operasi itu dimulai pada tengah malam dengan serangan udara. Menurut militer Israel, serangan tersebut menargetkan puluhan fasilitas milik Hamas.
Dilansir dari I24 News, pasukan darat Israel, yakni Brigade Lapis Baja Ke-401, mengaku menemukan bom mobil saat operasi dilancarkan.
Di samping itu, mereka mengklaim menemukan tiga mulut terowongan di dekat pelintasan Rafah.
IDF mengatakan terowongan itu tidak memanjang hingga ke wilayah Mesir atau hanya berada di Gaza.
Menurut IDF, terowongan itu dijadikan tempat bertahan Hamas.
Hingga kini penemuan terowongan itu belum dikonfirmasi oleh pihak selain Israel,
Media Israel bernama Maariv mengunggah video yang diduga memperlihatkan terowongan itu.
Disebutkan bahwa foto dan video terowongan itu didapatkan dari “social network” atau jaringan sosial.
Video terowongan itu bisa dilihat di sini.
Sementara itu, salah seorang pejabat Hamas mengatakan serangan Israel ke Rafah berisiko menghambat perundingan perdamaian.
Baca juga: Tank-Tank Israel Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Mesir Siaga, Siapkan Semua Skenario Perang
“Pendudukan oleh Israel di perlintasan Rafah mengancam negosiasi dan Hamas melihatnya sebagai langkah provokatif untuk mengagalkan negosiasi,” kata pejabat itu kepada Al Mayadeen.
Seperti Hamas, Mesir juga mengklaim serangan Israel itu menghambat upaya mewujudkan gencatan senjata.
“Kami memperingatkan bahwa operasi Israel di Rafah mengancam upaya untuk mewujudkan gencatan senjata berkelanjutan,” kata Kementerian Luar Negeri Mesir.
“Kami meminta Israel untuk menjauhkan dirinya dari kebijakan perbatasan yang memiliki dampak jangka panjang. Eskalasi berbahaya di Rafah mengancam nyawa lebih dari sejuta warga Palestina.”
Kuasai perlintasan Rafah
Militer Israel mengatakan Brigade Lapis Baja Ke-401 Israel telah menguasai perlintasan atau penyeberangan Rafah di sisi Gaza.
Perlintasan dengan Mesir itu kini terputus dari Jalan Salah a-Din di Rafah timur yang dikuasai oleh Brigate Givati setelah serangan dilakukan pada malam hari.
Dilansir dari Reuters, tank dan pesawat Israel menyerang sejumlah rumah dan daerah di sana.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan Israel itu menewaskan 54 warga Palestina dan melukai 96 lainnya.
Kini ada lebih dari satu juta warga Gaza yang mengungsi di Rafah dengan tinggal di tenda-tenda dan tempat perlindungan.
Militer Israel mengklaim operasi militer di Rafah bertujuan untuk menghabisi pejuang Hamas dan menghancurkan infrastruktur yang digunakan oleh Hamas.
Baca juga: Israel Mulai Serang Rafah, Warga Gaza Berusaha Lari ke Mesir, tapi Dihentikan Militer Mesir
Kepala Urusan Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, berujar serangan Israel ke Rafah akan mematikan bagi warga sipil.
“Serangan ke Rafah dimulai lagi, terlepas dari permintaan masyarakat internasional, AS, negara-negara anggota Uni Eropa, dan setiap orang yang meminta [Perdana Menteri Israel Benjamin] untuk tidak menyerang,” kata Borrel kepada wartawan.
Warga Palestina berusaha lari ke Mesir
Puluhan warga Palestina di Rafah berusaha menyeberangi perbatasan untuk menuju ke Mesir.
Maariv mengabarkan bahwa mereka berusaha menyeberangi perbatasan dari sisi barat perbatasan antara Rafah dan Semenanjung Sinai. Namun, mereka dihentikan oleh militer Mesir.
Adapun pekan lalu Kedutaan Palestina di Mesir mengumumkan pihaknya tengah mengupayakan izin tinggal sementara bagi puluhan warga Palestina yang pergi dari Gaza karena perang.
Duta Besar Palestina di Mesir, Diab Al-Louh, mengatakan sudah ada banyak warga Gaza yang sudah menyeberang ke wilayah Mesir, bahkan jumlahnya bisa mencapai 100.000 orang.
Mereka kekurangan dokumen untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah, membuka usaha, rekening bank, bepergian, dan mengakses asuransi kesehatan.
Meski demikian, beberapa di antara mereka sudah menemukan cara untuk mencari nafkah.
Banyak di antara warga Palestina itu bisa pergi ke Mesir dengan membayar sekitar $6.000 hingga $12.000 atau Rp96 juta hingga Rp192 juta.
Sejumlah warga Gaza menggunakan platform GoFundMe untuk mendapatkan dana yang dipelukan untuk pergi ke Mesir dan memastikan keamanan keluarga mereka.
Baca juga: Update Israel Serang Rafah, Operasi Militer Tank Masuk Pekarangan Rumah Buru Militan Hamas
Anggota keluarga yang berada di luar negeri juga menggunakan platform itu untuk mengamankan donasi guna membantu warga Gaza pergi ke Eropa atau negara-negara Arab terdekat.
(Tribunnews/Febri)