News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil dan Sosok

Vladimir Putin

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin

TRIBUNNEWS.COM - Vladimir Putin secara resmi dilantik sebagai Presiden Rusia pada Selasa (7/5/2024).

Ini adalah masa jabatan kelima Putin sebagai pemimpin Rusia, CNN melaporkan.

Dengan masa jabatan terbaru, Putin akan terus berkuasa di Rusia selama enam tahun ke depan, setidaknya sampai ulang tahunnya yang ke-77.

Upacara pelantikan Putin berlangsung di Kremlin, dihadiri oleh petinggi militer dan politik Rusia.

Menurut Associated Press, Putin yang saat ini berusia 71 tahun, pertama kali terpilih sebagai presiden pada Maret 2000.

Ia telah dua kali mengamandemen konstitusi Rusia sehingga secara teoritis Putin dapat tetap berkuasa hingga tahun 2036.

Vladimir Putin sudah menjadi pemimpin Kremlin yang paling lama menjabat sejak Joseph Stalin.

Siapa Vladimir Putin?

Dikutip dari Biography, pada tahun 1999, Presiden Rusia Boris Yeltsin memberhentikan perdana menterinya dan mengangkat mantan perwira KGB Vladimir Putin untuk menggantikannya.

Pada bulan Desember 1999, Yeltsin mengundurkan diri, lalu mengangkat Putin sebagai presiden.

Putin terpilih kembali pada tahun 2004 sebagai Presiden Rusia.

Baca juga: Vladimir Putin Dilantik Jadi Presiden Dengan Memasukkan Empat Wilayah Ukraina Masuk Rusia

Pada bulan April 2005, ia melakukan kunjungan bersejarah ke Israel, kunjungan pertama yang dilakukan oleh pemimpin Kremlin mana pun ke sana.

Putin tidak dapat mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada tahun 2008, namun diangkat menjadi perdana menteri oleh penggantinya, Dmitry Medvedev.

Pada Maret 2012, Putin terpilih kembali menjadi presiden dan kemudian memenangkan masa jabatan keempat.

Pada tahun 2014, ia dilaporkan dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

Fakta Singkat dan Biodata Vladimir Putin

Nama: Vladimir Vladimirovich Putin

Tempat, Tanggal Lahir: 7 Oktober 1952 di Leningrad

Partai politik: Independen (1991–1995; 2001–2008; 2012–sekarang)

Afiliasi politik lainnya: Front Rakyat Se-Rusia (2011–sekarang); Rusia Bersatu (2008–2012); Persatuan (1999–2001); Rumah Kita-Rusia (1995–1999); Komunis (1975–1991)

Pasangan: Lyudmila Shkrebneva (1983-2014)

Anak: Mariya, Yekaterina

Pendidikan: Sarjana Hukum dan Doktor Ilmu Ekonomi

Almamater: Universitas Negeri Sankt-Peterburg

Agama: Kristen Ortodoks

Bintang: Libra

Kehidupan Awal dan Karier Politik

Vladimir Vladimirovich Putin lahir di Leningrad (sekarang St. Petersburg), Rusia, pada tanggal 7 Oktober 1952.

Ia tumbuh bersama keluarganya di sebuah apartemen komunal, bersekolah di sekolah tata bahasa dan sekolah menengah setempat, di mana ia mengembangkan minat dalam olahraga.

Setelah lulus dari Universitas Negeri Leningrad dengan gelar sarjana hukum pada tahun 1975, Putin memulai karirnya di KGB sebagai perwira intelijen.

Ditugaskan di Jerman Timur, ia memegang posisi itu hingga tahun 1990, lalu pensiun dengan pangkat Letnan Kolonel.

Baca juga: Vladimir Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan Kelima

Sekembalinya ke Rusia, Putin memegang posisi administratif di Universitas Leningrad, dan setelah jatuhnya komunisme pada tahun 1991, ia menjadi penasihat politisi liberal Anatoly Sobchak.

Ketika Sobchak terpilih sebagai Wali Kota Leningrad pada akhir tahun itu, Putin menjadi Kepala Hubungan Eksternal, dan pada tahun 1994, Putin menjadi Wakil Wali Kota pertama Sobchak.

Setelah kekalahan Sobchak pada tahun 1996, Putin mengundurkan diri dari jabatannya dan pindah ke Moskow.

Presiden Rusia Vladimir Putin. (President of Russia)

Di sana, pada tahun 1998, Putin diangkat sebagai Wakil Kepala Manajemen di bawah pemerintahan Presiden Boris Yeltsin.

Dalam posisi tersebut, ia bertanggung jawab atas hubungan Kremlin dengan pemerintah daerah.

Tak lama kemudian, Putin diangkat menjadi Kepala Dinas Keamanan Federal, cabang dari mantan KGB, serta kepala Dewan Keamanan Yeltsin.

Pada bulan Agustus 1999, Yeltsin memberhentikan perdana menterinya, Sergey Stapashin, bersama dengan kabinetnya, dan mempromosikan Putin untuk menggantikannya.

Periode Pertama dan Kedua

Pada bulan Desember 1999, Boris Yeltsin mengundurkan diri sebagai Presiden Rusia dan menunjuk Putin sebagai penjabat presiden sampai pemilihan resmi diadakan.

Dan pada bulan Maret 2000, Putin terpilih untuk masa jabatan pertamanya dengan 53 persen suara.

Menjanjikan reformasi politik dan ekonomi, Putin mulai melakukan restrukturisasi pemerintahan dan meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap urusan bisnis warga negara Rusia yang terkenal.

Baca juga: Tak Takut Gertakan Barat, Vladimir Putin Perintahkan Latihan Nuklir Taktis ke Perbatasan Ukraina

Ia juga melanjutkan kampanye militer Rusia di Chechnya.

Pada bulan September 2001, sebagai tanggapan atas serangan teroris di Amerika Serikat, Putin mengumumkan dukungan Rusia kepada Amerika dalam kampanye anti-terornya.

Namun, ketika “perang melawan teror” AS mengalihkan fokusnya ke penggulingan pemimpin Irak Saddam Hussein, Putin bergabung dengan Kanselir Jerman Gerhard Schröder dan Presiden Prancis Jacques Chirac yang menentang rencana tersebut.

Pada tahun 2004, Putin terpilih kembali menjadi Presiden Rusia.

Kemudian pada bulan April tahun berikutnya, Putin melakukan kunjungan bersejarah ke Israel untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Ariel Sharon.

Kunjungan Putin ke Israel kala itu menandai kunjungan pertama pemimpin Kremlin mana pun ke Israel.

Karena batasan masa jabatan menurut konstitusi, Putin dilarang mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2008.

Namun, ketika anak didiknya Dmitry Medvedev menggantikannya sebagai presiden pada bulan Maret 2008, dia segera menunjuk Putin sebagai Perdana Menteri Rusia, sehingga Putin dapat mempertahankan posisi utama yang berpengaruh selama empat tahun ke depan.

Periode Ketiga sebagai Presiden Rusia

Pada tanggal 4 Maret 2012, Vladimir Putin terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga sebagai Presiden Rusia.

Setelah protes meluas dan tuduhan kecurangan pemilu, ia dilantik pada 7 Mei 2012, dan tak lama setelah menjabat ia menunjuk Medvedev sebagai Perdana Menteri Rusia.

Sekali lagi, Putin terus melakukan perubahan kontroversial terhadap urusan dalam negeri dan kebijakan luar negeri Rusia.

Pada bulan Desember 2012, Putin menandatangani undang-undang yang melarang adopsi anak-anak Rusia di AS,  yang mulai berlaku pada 1 Januari 2013.

Putin semakin memperkeruh hubungan dengan Amerika Serikat pada tahun berikutnya ketika ia memberikan suaka kepada Edward Snowden.

Pada saat ini, Putin juga membuat marah banyak orang dengan undang-undang barunya yang anti-gay.

Dia melarang pasangan gay untuk mengadopsi anak di Rusia dan melarang propaganda hubungan seksual “non-tradisional” kepada anak di bawah umur.

Undang-undang tersebut menimbulkan protes internasional yang luas.

Senjata Kimia di Suriah

Pada bulan September 2013, ketegangan meningkat antara Amerika Serikat dan Suriah mengenai kepemilikan senjata kimia di Suriah.

AS mengancam akan melakukan tindakan militer jika senjata tersebut tidak diserahkan.

Namun, krisis yang terjadi dapat dihindari ketika pemerintah Rusia dan AS menjadi perantara kesepakatan yang menyatakan bahwa senjata-senjata tersebut akan dimusnahkan.

Pada tanggal 11 September 2013, The New York Times menerbitkan artikel opini Putin berjudul “Permohonan Perhatian dari Rusia.”

Dalam artikel tersebut, Putin berbicara langsung mengenai posisi AS dalam mengambil tindakan terhadap Suriah, dengan menyatakan bahwa tindakan sepihak tersebut dapat mengakibatkan peningkatan kekerasan dan kerusuhan di Timur Tengah.

Putin lebih lanjut menegaskan bahwa klaim AS bahwa Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil mungkin tidak tepat sasaran.

Menurutnya, penjelasan yang lebih mungkin adalah penggunaan senjata yang tidak sah oleh pemberontak Suriah.

Ia menutup tulisannya dengan menyambut baik kelanjutan dialog terbuka antara negara-negara yang terlibat untuk menghindari konflik lebih lanjut di kawasan.

Olimpiade Musim Dingin 2014

Pada tahun 2014, Rusia menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin, yang diadakan di Sochi mulai tanggal 6 Februari.

Menurut NBS Sports, Rusia menghabiskan sekitar $50 miliar untuk persiapan acara internasional tersebut.

Namun, sebagai respons terhadap undang-undang anti-gay yang baru-baru ini disahkan oleh banyak orang di Rusia, ancaman boikot internasional pun muncul.

Pada bulan Oktober 2013, Putin mencoba menghilangkan beberapa kekhawatiran ini, dengan mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi Rusia bahwa, “Kami akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa para atlet, penggemar, dan tamu merasa nyaman di Olimpiade tanpa memandang etnis, ras atau orientasi seksual.”

Dalam hal keamanan untuk acara tersebut, Putin menerapkan langkah-langkah baru yang bertujuan untuk menindak ekstremis Muslim.

Pada bulan November 2013 muncul laporan bahwa sampel air liur telah dikumpulkan dari beberapa wanita Muslim di wilayah Kaukasus Utara.

Sampel tersebut diduga digunakan untuk mengumpulkan profil DNA, dalam upaya memerangi perempuan pelaku bom bunuh diri yang dikenal sebagai “Black Widows”.

Perintahkan Invasi ke Krimea

Tak lama setelah berakhirnya Olimpiade Musim Dingin 2014, di tengah kerusuhan politik yang meluas di Ukraina, yang mengakibatkan tergulingnya Presiden Viktor Yanukovych, Putin mengirim pasukan Rusia ke Krimea.

Krimea merupakan sebuah semenanjung di pantai timur laut negara itu di Laut Hitam.

Semenanjung ini pernah menjadi bagian dari Rusia sampai Nikita Khrushchev, mantan Perdana Menteri Uni Soviet, menyerahkannya kepada Ukraina pada tahun 1954.

Duta Besar Ukraina untuk PBB, Yuriy Sergeyev, menyatakan bahwa sekitar 16.000 tentara menyerbu wilayah tersebut.

Tindakan Rusia menarik perhatian beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat, yang menolak menerima keabsahan referendum di mana mayoritas warga Krimea penduduk memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bersatu kembali dengan Rusia.

Putin membela tindakannya.

Ia bersikeras bahwa pasukan yang dikirim ke Ukraina hanya dimaksudkan untuk meningkatkan pertahanan militer Rusia di negara tersebut; mengacu pada Armada Laut Hitam Rusia, yang bermarkas di Krimea.

Vladimir Putin juga dengan keras membantah tuduhan negara lain, khususnya Amerika Serikat, bahwa Rusia bermaksud melibatkan Ukraina dalam perang.

Keesokan harinya, diumumkan bahwa Putin telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2014.

Vladimir Putin dan Peretasan Pemilu AS

Beberapa bulan sebelum pemilihan presiden AS tahun 2016, beberapa badan intelijen AS secara sepihak sepakat bahwa intelijen Rusia berada di balik peretasan e-mail Komite Nasional Demokrat (DNC) dan John Podesta.

Podesta yang pada saat itu menjabat sebagai ketua kampanye kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Pada bulan Desember 2016, para pejabat senior CIA yang tidak disebutkan namanya menyimpulkan “dengan tingkat keyakinan yang tinggi” bahwa Putin secara pribadi terlibat dalam intervensi dalam pemilihan presiden AS, menurut laporan USA Today .

Periode Keempat

Pada bulan Maret 2018, menjelang akhir masa jabatan ketiganya, Putin membanggakan persenjataan baru yang akan membuat pertahanan NATO rontok.

Tak lama kemudian, film dokumenter berdurasi dua jam berjudul Putin diposting di beberapa laman media sosial dan akun YouTube pro-Kremlin.

Pada tanggal 18 Maret 2018, yang merupakan peringatan empat tahun perebutan Krimea oleh negara tersebut, sebagian besar warga Rusia memilih Putin untuk masa jabatan presiden keempat.

Dengan 67 persen pemilih memberikannya lebih dari 76 persen suara.

Oposisi yang terpecah hanya memiliki sedikit peluang melawan pemimpin populer tersebut, pesaing terdekatnya hanya memperoleh sekitar 13 persen suara.

Perintahkan Invasi ke Ukraina

Pada 24 Februari 2022, Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina dengan serangan rudal dan roket ke kota-kota dan instalasi militer Ukraina.

Dalam pidatonya di televisi, Putin menyebut invasi tersebut sebagai “operasi militer khusus,” yang dirancang untuk “mencapai demiliterisasi dan denazifikasi" negara tersebut.

Ketika konflik berlanjut dengan sekutu Barat yang mendukung Ukraina, Putin mengumumkan “mobilisasi khusus” lebih dari 100.000 tentara cadangan pada September 2022.

Pasukan Ukraina melancarkan serangan balasan pada Juni 2023 dan, hingga Desember, konflik masih berlangsung.

AS memperkirakan pada bulan Agustus sekitar 500.000 tentara Rusia dan Ukraina terluka atau terbunuh.

Periode Kelima

Pada bulan Desember 2023, Putin mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima sebagai Presiden Rusia dalam yang digelar bulan Maret 2024.

Putin akan dapat tetap berkuasa hingga setidaknya tahun 2030 dan berpotensi mencalonkan diri lagi.

Kehidupan Pribadi 

Pada tahun 1980, Putin bertemu calon istrinya, Lyudmila, yang saat itu bekerja sebagai pramugari.

Pasangan ini menikah pada tahun 1983 dan memiliki dua anak perempuan: Maria, lahir pada tahun 1985, dan Yekaterina, lahir pada tahun 1986.

Pada awal Juni 2013, setelah hampir 30 tahun menikah, mereka akan bercerai.

“Pernikahan kami berakhir karena kami hampir tidak pernah bertemu. Vladimir Vladimirovich tenggelam dalam pekerjaannya, anak-anak kami telah tumbuh dan menjalani kehidupan mereka sendiri," kata Lyudmila.

Sebagai seorang Kristen Ortodoks, Putin dikatakan sering menghadiri kebaktian gereja.

Kutipan Vladimir Putin

"Jalan menuju masyarakat bebas tidaklah mudah. Ada halaman tragis dan mulia dalam sejarah kita".

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini