Pertempuran sengit sedang berlangsung di Rafah selatan Gaza ketika pejuang Hamas menembakkan roket dan mortir serta meledakkan alat peledak, sementara pasukan dan tank Israel mendorong lebih jauh ke kota yang sangat padat itu.
Diperkirakan 80.000 warga Palestina telah meninggalkan Rafah dan ribuan lainnya berusaha untuk meninggalkan Rafah ketika invasi darat Israel meningkat.
Pengambilalihan perbatasan Rafah oleh tentara Israel telah menutup masuknya bantuan ke Gaza selama tiga hari terakhir, “benar-benar melumpuhkan operasi kemanusiaan ketika kelaparan menyebar," kata PBB.
Pasukan Israel melakukan operasi di beberapa wilayah Rafah, sementara muncul laporan mengenai bentrokan sengit antara kelompok bersenjata Palestina dan militer Israel di timur kota tersebut.
Baca juga: AS Masih Kirim Senjata ke Israel, John Kirby: Kami Hanya Blokir Bom Berdaya Ledak Tinggi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel siap “bertarung dengan sekuat tenaga”, setelah Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa pasokan senjata dapat ditahan.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken diperkirakan akan menyerahkan laporan kepada Kongres hari ini yang mengatakan Israel tidak melanggar hukum internasional selama perangnya di Gaza, Axios melaporkan.
Majelis Umum PBB hari ini diperkirakan akan melakukan pemungutan suara mengenai sebuah resolusi yang akan memberikan “hak dan keistimewaan” baru kepada Palestina dan menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan kembali permintaan Palestina untuk menjadi anggota penuh.
Setidaknya 34.904 orang tewas dan 78.514 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel