News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Gaza Kekurangan Uang, Mesin ATM dan Bank Banyak yang Hancur Dibom Israel

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi Palestina berbaris untuk mengisi wadah mereka dengan air di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 19 April 2024

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Uang kertas mulai jarang ditemukan di Gaza, Palestina.

Kondisi itu memicu kelompok kriminal mengambil untung.

Apalagi setelah Israel memblokir uang tunai masuk ke Gaza.

Terutama karena sebagian besar bank di wilayah Gaza rusak atau hancur selama perang akibat serangan Israel.

Setelah lebih dari 7 bulan serangan Israel ke Gaza, hanya segelintir ATM yang masih beroperasi di Jalur Gaza.

Sebagian besar diantaranya berada di kota Rafah di bagian selatan, tempat sekitar 1,4 juta warga Palestina berlindung.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memerintahkan warga sipil untuk mengevakuasi bagian kota selatan, yang memicu kekhawatiran akan terjadinya serangan.

Tank-tanknya memasuki distrik pemukiman di sana pada hari Selasa.

Baca juga: 50 Tentara Israel Terluka Dirudal Antitank oleh Brigade Qassam di Al-Jeneina dan As-Salam, Rafah

Pasokan bahan pokok telah kembali ke beberapa pasar pada bulan April dan awal Mei untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan setelah Israel menyerah pada tekanan internasional untuk membiarkan lebih banyak truk bantuan masuk di tengah kekhawatiran warga kelaparan.

Namun warga dan pekerja bantuan mengatakan bahwa banyak orang tidak memiliki uang untuk membelinya.

Kini warga mengatakan serangan Israel di Rafah kembali mengeringkan pasokan makanan dan menaikkan harga.

Ratusan bahkan ribuan orang yang putus asa berkerumun di luar ATM, seringkali menunggu berhari-hari untuk mendapatkan akses.

Kelompok bersenjata terkadang meminta bayaran untuk memberikan akses prioritas, mengeksploitasi ketidakhadiran polisi Palestina," kata pekerja bantuan barat dan warga kepada Reuters.

Abu Ahmed, 45, warga Rafah, mengatakan dia telah menunggu selama tujuh hari dan menjadi sangat frustrasi sehingga dia meminta bantuan kepada anggota geng, yang terkadang bersenjatakan pisau dan senjata.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini