China Masukkan Boeing ke Daftar Hitam karena Jual Senjata ke Taiwan, AS Diam-diam Mempersenjatai
TRIBUNNEWS.COM- China memasukkan Boeing ke dalam daftar hitam karena penjualan senjata ke Taiwan.
Amerika Serikat diam-diam mempersenjatai Taipei sepenuhnya di tengah tentangan dari Beijing.
China mengumumkan pada tanggal 21 Mei bahwa mereka telah memasukkan beberapa produsen senjata AS ke dalam daftar hitam, termasuk produsen tank Abrams, Reaper, dan drone Predator, karena penjualan senjata mereka ke Taiwan, Russia Today (RT) melaporkan.
China telah menempatkan Boeing Defense Space & Security, General Atomics Aeronautical Systems, dan General Dynamics Land Systems dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan.
Penunjukan tersebut menghalangi para eksekutif dari perusahaan-perusahaan ini untuk bepergian ke Tiongkok dan melakukan investasi lebih lanjut di negara tersebut.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas yang dilakukan Beijing dalam beberapa tahun terakhir untuk memisahkan diri dari Amerika Serikat secara ekonomi, finansial, dan teknologi.
General Atomics membuat drone MQ-1 Predator dan MQ-9 Reaper. General Dynamics memproduksi M1 Abrams dan tank tempur utama K1/Type88 Korea Selatan serta keluarga kendaraan lapis baja ringan Stryker.
AS telah berusaha untuk menjual tank Abrams dan senjata lainnya kepada pemerintah Taiwan, yang diduga untuk melindungi dari kemungkinan invasi pemerintah China.
Beijing mengklaim Taiwan adalah bagian dari China, sedangkan Taipei mengklaim Taiwan merdeka. AS secara resmi mengakui Taiwan sebagai bagian dari China.
Presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, telah berjanji untuk meningkatkan industri militer dalam negeri pemerintahannya dan membeli senjata yang lebih canggih dari luar negeri.
Pada bulan November, Presiden AS Joe Biden menandatangani hibah sebesar $80 juta kepada Taiwan untuk membeli peralatan militer AS.
BBC mencatat pada saat itu, "AS diam-diam mempersenjatai Taiwan."
“Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 40 tahun, Amerika menggunakan uangnya sendiri untuk mengirim senjata ke tempat yang tidak diakui secara resmi. Hal ini terjadi di bawah program yang disebut pendanaan militer asing (FMF),” tambah BBC.