TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy merasa benar-benar dibikin geregetan dan gemas dengan cara kerja NATO sebagai sekutu dalam membantu negaranya berperang melawan Rusia.
Zelenskyy gusar, NATO tak kunjung segera ,enembak jatuh serangan rudal Rusia yang diarahkan ke negaranya.
Hal itu membuatnya bingung dan heran mengapa sponsornya iu tidak kunjung terlibat langsung di medan perang.
"Amerika Serikat dan sekutunya harus menembak jatuh rudal-rudal Rusia, memberi Ukraina lebih banyak senjata, dan mengizinkan Kiev menyerang Rusia secara langsung," kata Vladimir Zelensky dalam wawancara dengan New York Times.
Zelensky melakukan wawancara tersebut di Kiev, pada hari terakhir masa jabatan presidennya, yang ingin ia perpanjang selama masa darurat militer yang ia nyatakan karena konflik dengan Rusia.
Dia menuntut agar negara-negara NATO menembak jatuh rudal Rusia di Ukraina, sambil bertanya-tanya apakah mereka terlalu takut untuk memprovokasi Moskow.
“Jadi pertanyaan saya, apa masalahnya? Mengapa kita tidak bisa menembak jatuh mereka? Apakah itu pertahanan? Ya. Apakah ini serangan terhadap Rusia? Tidak."
"Apakah Anda menembak jatuh pesawat Rusia dan membunuh pilot Rusia? Tidak. Jadi apa masalahnya dengan melibatkan negara-negara NATO dalam perang? Tidak ada masalah seperti itu,” kata Zelensky kepada New York Times.
Baca juga: Rencana Putin di Kharkov Terungkap, Pasukan Ukraina Susah Payah Lakukan Perlawanan
“Tembak jatuh apa yang ada di langit Ukraina,” tambahnya. “Dan berikan kami senjata untuk digunakan melawan pasukan Rusia di perbatasan.”
Zelensky merinci kebutuhan senjata Ukraina
Zelensky merujuk pada apa yang dilakukan AS dan Inggris pada pertengahan April, ketika Iran menargetkan Israel dengan serangan drone dan rudal.
Baik Amerika Serikat maupun Uni Eropa menolak pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kedua situasi tersebut tidak dapat dibandingkan.
Baca juga: Triliunan Dolar AS Ongkos Perang Ukraina Beban bagi Negara Barat
Pemimpin Ukraina itu juga memohon sistem pertahanan udara Patriot, menanyakan apakah dia bisa mendapatkan tujuh sistem pertahanan udara tersebut pada pertemuan puncak NATO di Washington.
“Apakah menurutmu itu terlalu berlebihan?” Dia bertanya. “Untuk negara yang saat ini memperjuangkan kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia?”