Ia mendapat luka di dekat mata kirinya, gigi patah dan beberapa rasa sakit di lehernya.
Meski demikian, ia merasa baik-baik saja sampai dia tiba di bandara di Bangkok.
"Kemudian saya mulai merasa sangat mual. Tidak bisa berhenti muntah," kata Silverstone.
“Tetapi ada banyak orang yang kondisinya lebih buruk dari saya; orang-orang tergeletak di lantai dan mereka tidak bisa bergerak," urainya.
Dia mengatakan dia mendengar bahwa banyak penumpang mengalami cedera tulang belakang karena kepala mereka terbentur dan terjatuh.
"Banyak orang yang hampir tidak bisa menggerakkan (punggungnya)," tuturnya.
Menurutnya, dirinya sangat beruntung bisa berjalan dan keluar dari pesawat.
Lusinan orang dibawa ke rumah sakit setelah SQ321 melakukan pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok pada pukul 15.45 waktu setempat pada hari Selasa (21/5/2024).
Baca juga: 5 Fakta Singapore Airlines Turbulensi Hebat: Diduga akibat Cuaca Buruk, Korban Tewas Jadi 2 Orang
Silverstone memuji kru karena melakukan pekerjaan luar biasa dan sangat membantu penumpang ketika turbelensi terjadi.
Ia saat ini transit di Bangkok, dan masih berencana bepergian ke Bali untuk bertemu teman-temannya meski takut terbang.
Satu orang penumpang dilaporkan tewas akibat turbulensi dalam penerbangan SQ321.
Diketahui, korban tewas merupakan seorang pria lanjut usia yang umurnya sekitar 73 tahun.
General Manager Bandara Suvarnabhumi, Kittipong Kittikachorn, mengonfirmasti kematian penumpang asal Inggris itu selama konferensi pers.
"Penumpang asal Inggris itu mungkin meninggal karena serangan jantung," katanya, dikutip dari The Strait Times.