TRIBUNNEWS.COM - Seorang juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam mengatakan pejuangnya telah membunuh dan menangkap tentara Israel selama pertempuran di Jabalia, Gaza utara.
Dikatakan, ketegangan tersebut terjadi pada hari Sabtu (25/5/2024), dikutip dari Middle East Eye.
Brigade Al-Qassam mengaku ada beberapa tentara yang diculik tetapi tidak menunjukkan bukti atas klaim tersebut.
“Pejuang kami memancing pasukan Zionis melakukan penyergapan di dalam terowongan," kata Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, dalam rekaman pesan yang disiarkan oleh Al Jazeera pada Minggu pagi (26/5/2024).
Militer Israel pada hari Minggu membantah klaim dari Brigade Al-Qassam.
“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mengklarifikasi bahwa tidak ada insiden yang menyebabkan seorang tentara diculik,” kata militer dalam sebuah pernyataan.
Komentar Abu Ubaida muncul beberapa jam setelah dimulainya kembali perundingan gencatan senjata di Gaza.
Seorang pejabat yang mengetahui masalah ini mengatakan keputusan telah diambil untuk melanjutkan perundingan minggu depan, setelah Kepala Badan Intelijen Israel Mossad bertemu dengan Kepala CIA dan Perdana Menteri Qatar.
Sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya atau kewarganegaraannya.
"Dalam minggu mendatang perundingan akan dibuka berdasarkan proposal baru yang dipimpin oleh mediator, Mesir dan Qatar dan dengan keterlibatan aktif AS," kata sumber tersebut.
Seorang pejabat Hamas kemudian membantah laporan media Israel bahwa perundingan akan dilanjutkan di Kairo pada hari Selasa (28/5/2024).
Baca juga: Babak Belur di Jabalia, Batalyon 202 IDF Lihat Keanehan Petempur Brigade Al-Qassam di Gaza Utara
Pejabat itu mengatakan kepada Reuters: "Belum ada tanggalnya."
Setelah lebih dari tujuh bulan perang di Gaza, para mediator telah berjuang untuk mendapatkan terobosan.
Israel sendiri mengupayakan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Dan Hamas mengupayakan diakhirinya perang dan pembebasan tahanan Palestina di Israel.
Pasukan Israel menyerbu Nablus, Bethlehem dan kota-kota Tepi Barat lainnya
Pasukan Israel telah menangkap beberapa warga Palestina dalam penggerebekan di Tepi Barat yang diduduki Sabtu (25/5/2024) malam.
Penggerebekan juga terjadi di Nablus, Bethlehem, Jenin dan Yatta, di selatan Hebron, Al Jazeera Arab melaporkan.
"Pasukan Israel juga menyerbu kota Husan di Betlehem dan desa Madama, di selatan Nablus," tambah koresponden Al Jazeera Arab.
Hampir 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Setidaknya 8.680 warga Palestina telah ditahan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak 7 Oktober, menurut Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina.
Terdapat 9.300 tahanan politik yang ditahan di penjara-penjara Israel dan 3.424 tahanan administratif (ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan), menurut perkiraan dari Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Addameer yang berbasis di Ramallah.
Warga Palestina meninggalkan Jabalia
Situasinya sangat sulit bagi semua orang di kamp pengungsi Jabalia dan di wilayah utara Jalur Gaza.
Militer Israel memperluas operasi daratnya.
Mereka memaksa warga dan pengungsi meninggalkan wilayah mereka di wilayah al-Faluja dan Beit Lahiya.
Orang-orang yang telah meninggalkan bagian timur kamp Jabalia menuju al-Faluja dan Beit Lahiya kini terpaksa pergi lagi setelah dua minggu operasi darat militer ini. Mereka pergi tanpa mengetahui tempat tujuan tertentu.
Mereka tidak mempunyai tempat berlindung dan pasukan Israel telah menghancurkan sebanyak mungkin rumah dan tempat perlindungan orang-orang ini.
Kondisinya sangat buruk, bersamaan dengan tembakan senjata berat dan tembakan artileri tanpa henti dari pasukan Israel.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)