News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peluncuran Satelit Mata-mata Korea Utara Gagal Total, Roket Meledak Tak Lama setelah Diluncurkan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini peluncuran Malligyong-1, satelit mata-mata militer, ke orbit pada tahun 2023

TRIBUNNEWS.COM - Roket yang diluncurkan oleh Korea Utara untuk memasang satelit mata-mata kedua negara itu meledak tak lama setelah lepas landas pada hari Senin (27/5/2024), media pemerintah melaporkan.

Kegagalan ini dinilai menjadi pukulan bagi Kim Jong Un yang berniat mengirimkan satelit untuk memantau Amerika Serikat dan Korea Selatan, NBC News melaporkan.

Peluncuran yang gagal ini terjadi hanya beberapa jam setelah para pemimpin Korea Selatan, China, dan Jepang bertemu di Seoul.

Pertemuan ketiga negara tersebut adalah pertemuan trilateral pertama mereka dalam lebih dari empat tahun.

Korea Utara memang kerap melakukan tindakan provokatif jika Korea Selatan dan Amerika menggelar latihan militer bersama, misalnya.

Namun sangatlah tidak biasa bagi Korea Utara untuk mengambil tindakan semacam itu ketika China, sekutu utama dan jalur ekonominya, terlibat dalam diplomasi tingkat tinggi di wilayah tersebut.

Kantor Berita Pusat resmi Korea Utara (KCNA) mengatakan pihaknya meluncurkan satelit mata-mata dengan roket baru di pusat ruang angkasa utama di barat lautnya.

Namun KCNA mengatakan roket tersebut meledak pada penerbangan tahap pertama tak lama setelah lepas landas karena dugaan adanya masalah mesin.

Korea Utara Kim Jong Un berbicara pada Sidang Pleno ke-9 Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja Korea (WPK) di gedung markas besar Komite Sentral Partai di Pyongyang, foto dirilis pada 31 Desember 2023. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

KCNA mengutip wakil direktur Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan bahwa pemeriksaan awal menunjukkan bahwa ledakan itu terkait dengan keandalan pengoperasian mesin minyak-oksigen cair yang baru dikembangkan.

Dia mengatakan kemungkinan penyebab lainnya akan diselidiki, menurut KCNA.

Pemerintah Jepang sempat mengeluarkan peringatan rudal untuk prefektur selatan Okinawa.

Baca juga: Adik Perempuan Kim Jong Un Sangkal Adanya Tranfer Senjata antara Korea Utara-Rusia

Warga juga didesak untuk berlindung di dalam gedung dan tempat lain yang lebih aman.

Peringatan itu kemudian dicabut setelah dirasa tidak lagi dalam bahaya, kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi.

Sebelumnya pada hari Senin, Korea Utara memberi tahu penjaga pantai Jepang tentang rencana peluncurannya.

Korea Utara memberikan peringatan untuk berhati-hati di perairan antara Semenanjung Korea dan China dan di sebelah timur pulau utama Luzon di Filipina selama periode peluncuran dari Senin hingga 3 Juni.

Korea Utara dengan tegas menyatakan bahwa mereka mempunyai hak untuk meluncurkan satelit dan menguji rudal.

Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara menyebut peluncuran roket Korea Utara sebagai “tantangan serius bagi seluruh dunia.”

Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyebut peluncuran satelit oleh Korea Utara sebagai adalah provokasi yang secara serius mengancam keamanan negeri dan keamanan regional.

Dalam pertemuan trilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri China Li Qiang pada Senin pagi, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyerukan tindakan tegas internasional jika Korea Utara tetap melanjutkan rencana peluncurannya.

Kishida, pada bagiannya, mendesak Korea Utara untuk menarik rencana peluncurannya.

Namun Li tidak menyinggung soal rencana peluncuran tersebut saat ia memberikan komentar mengenai peningkatan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea melalui resolusi politik.

Kata Pengamat

Beberapa pengamat mengatakan bahwa peluncuran satelit Korea Utara di hari pertama dari 8 hari pertemuan tersebut mungkin bertujuan untuk meredakan ketegangan pada pertemuan Seoul-Beijing-Tokyo dan menunjukkan ketidaksenangannya terhadap aksi China.

Masih mengutip NBC News, pakar menilai Kim Jong Un tengah berupaya memperkuat hubungan dengan China dan Rusia untuk membentuk front persatuan melawan Amerika, sehingga diplomasi China dengan Korea Selatan dan Jepang mungkin mengganggunya.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada hari Senin mengecam keras pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Li, Yoon dan Kishida, dan menyebutnya sebagai campur tangan yang tidak disengaja dalam urusan dalam negerinya.

Kementerian tersebut mempermasalahkan bagian dari pernyataan bersama yang mengatakan ketiga pemimpin tersebut menekankan kembali posisi mereka saat ini mengenai isu denuklirisasi Semenanjung Korea.

Baca juga: China-Korea Utara Kirim Surat Mesra ke Putin Usai Dilantik Sebagai Presiden Rusia Seumur Hidup

Meskipun Korea Utara memfokuskan sebagian besar kritiknya pada Korea Selatan karena diduga bertanggung jawab atas pernyataan tersebut, namun sangat jarang Korea Utara mengecam pernyataan yang ditandatangani oleh China.

Kim Jong Un berencana meluncurkan 3 satelit mata-mata lagi pada tahun 2024.

Peluncuran pertama dilakukan pada November tahun lalu.

Peluncuran itu pun dilakukan setelah dua kali gagal lepas landas.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini