TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara Asia baru-baru ini mengalami cuaca panas ekstrem akibat perubahan iklim.
Salah satunya, cuaca panas ekstrem melanda kota Mohenjo Daro di Pakistan, yang terletak di Sindh.
Pejabat senior Departemen Meteorologi Pakistan, Shahid Abbas, mengatakan suhu di kota tersebut meningkat hingga 52,2 derajat Celcius selama 24 jam terakhir.
Ia mengatakan suhu ini merupakan angka tertinggi pada musim panas sejauh ini.
Akibat cuaca panas ekstrem ini, pihak berwenang mengeluarkan peringatan kepada wanita hamil dan lansia tentang bahaya yang ditimbulkan oleh gelombang panas terik ini.
Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Perubahan Iklim, Muhammed Saleem.
“Intensitas, frekuensi dan durasi gelombang panas di Pakistan meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Wanita hamil, anak-anak, dan orang lanjut usia adalah kelompok yang rentan,” kata Muhammad Saleem, dikutip dari SCMP.
Mohenjo Daro merupakan kota yang ketika musim panas datang, maka akan mengalami panas yang terik dan musim dingin datang akan terasa sejuk.
Namun, meskipun mengalami panas yang terik, Mohenjo Daro tidak akan mencapai suhu setinggi ini.
Pemilik kedai teh di Mohenjo Daro, Wajid Ali, mengatakan gelombang panas ini menyebabkan toko-toko Mohenjo Daro sepi pengunjung.
“Pelanggan tidak datang ke restoran karena cuaca sangat panas. Saya duduk diam di restoran dengan meja dan kursi dan tanpa pelanggan,” katanya, dikutip dari CGTN.
Baca juga: Suhu Capai 45 Derajat Celcius, India dan Pakistan Liburkan Sekolah di Beberapa Kota
Ia juga mengatakan aliran listrik di kota tersebut mati, sehingga membuat dirinya semakin tidak nyaman.
"Saya mandi beberapa kali sehari, yang membuat saya sedikit lega. Selain itu, tidak ada aliran listrik. Panasnya membuat kami sangat tidak nyaman," jelasnya.
Selain toko milik Ali, beberapa toko di samping kedainya juga mengalami hal yang sama.