TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini rangkuman peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina hari ke-826 pada rabu (29/5/2024).
Bom berpemandu Rusia menewaskan dua warga sipil di Kota Toretsk di Ukraina timur pada Selasa (28/5/2024).
"Serangan tersebut merusak dua gedung apartemen bertingkat," kata Gubernur wilayah Donetsk, Vadym Filashkin, dikutip dari The Guardian.
Simak Peristiwa dalam Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-826 lainnya berikut ini:
- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (28/5/2024) menekankan kalau Ukraina harus diizinkan menggunakan senjata dari sekutunya untuk menetralisir pangkalan militer Rusia, yang digunakan untuk menembakkan rudal ke Ukraina.
Akan tetapi, Macron menegaskan jangan sampai membiarkan Ukraina menyentuh target lain di Rusia, dalam arti kapasitas sipil.
Komentar ini ia sampaikan ketika berkunjung ke Jerman, di mana Kanselir Jerman Olaf Scholz tampaknya juga mendukung masalah ini.
Olaf mengaku setuju dengan pandangan Macron, dengan catatan selama Ukraina menghormati persyaratan pemasok senjata.
Tapi, Olaf sendiri enggan memasok rudal jelajah Taurus Jerman yang diincar Ukraina.
Rudal tersebut digadang-gadang mampu melakukan serangan kuat terhadap posisi Rusia hingga jauh ke dalam. - Senada dengan seruan Macron, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berbicara kepada Economist mengenai hal yang sama.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-825: Berjaga-jaga Diancam Rusia, Polandia Beli Rudal Jarak Jauh dari AS
Stoltenberg mengatakan bahwa anggota aliansi harus membiarkan Ukraina menyerang Rusia dengan senjata Barat.
Namun, Gedung Putih mengambil sikap berlawanan.
Pada Selasa (28/5/2024) Washington memilih mengesampingkan kemungkinan tersebut.
"Tidak ada perubahan dalam kebijakan kami saat ini," kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby.
"Kami tidak mendorong atau mengizinkan penggunaan senjata yang dipasok AS untuk menyerang wilayah Rusia," tegasnya. - Sementara itu, menanggapi seruan yang sedang panas digaungkan, Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan akan adanya konsekuensi serius jika Moskow diserang dengan senjata Barat.
-
Polandia mengumumkan bahwa mereka akan membatasi pergerakan diplomat Rusia di wilayahnya, pada hari Senin (27/5/2024).
Langkah ini mendorong Moskow untuk menjanjikan tindakan pembalasan kepada Polandia.
Pengumuman itu muncul setelah Polandia menahan beberapa orang yang dicurigai merencanakan serangan sabotase atas nama Dinas Keamanan Rusia.
Di antara mereka yang diawasi ketat yakni, staf konsuler ke wilayah Warsawa.
BERITA REKOMENDASIMeski staf diawasi, Duta Besar Rusia Sergei Andreyev tidak terdampak.
-
Polandia juga mengatakan akan membeli rudal jarak jauh senilai €677 juta ($735 juta) dari Amerika Serikat untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya guna melawan potensi ancaman Rusia.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)