TRIBUNNEWS.COM -- Peperangan berkepanjangan membuat Ukraina jatuh menjadi negara miskin. Bahkan negara ini dalam beberapa tahun ke depan tak akan mampu membayar pensiun warganya.
Wakil kepala Kementerian Kebijakan Sosial Ukraina, Darya Marchak mengatakan, saat ini Ukraina mengalami percepatan krisis demografi karena peperangan.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Espreso pada hari Sabtu, Marchak menggambarkan situasi ini sebagai “kritis” dan mengklaim bahwa setiap wajib pajak saat ini hanya menyediakan cukup uang untuk menutupi satu pensiunan.
Baca juga: Merasa Senasib, Ukraina Akui Palestina Sebuah Negara Berdaulat
Hal ini “kemungkinan akan memburuk di masa depan,” tambah pejabat itu dikutip dari Russia Today.
Marchak memperkirakan populasi Ukraina diperkirakan akan menurun menjadi hanya 25 juta pada tahun 2050, turun dari 38 juta pada tahun 2022, menurut Badan Statistik Negara.
Meskipun negara akan terus membayar warga negaranya sejumlah jaminan pensiun mereka, jumlah tersebut akan minimal, tambah Marchak.
Hal ini mendorong masyarakat Ukraina untuk mulai menabung untuk dana pensiun pribadi mereka dan mencoba mempertahankan pekerjaan mereka “selama mungkin.”
“Pensiun solidaritas biasanya merupakan jaminan minimum di negara-negara Eropa, dan jika seseorang menginginkan pensiun yang tinggi, maka ia menabung seumur hidupnya,” kata Marchak.
Usia pensiun rata-rata di Ukraina saat ini adalah sekitar 60-65 tahun, menurut pejabat tersebut, yang menyarankan agar masyarakat “mempersiapkan diri menghadapi kenyataan bahwa kita masing-masing mencari nafkah, aktif secara ekonomi, sosial, dll. dan pensiun ketika dia secara fisik tidak mampu menghidupi dirinya sendiri.”
Baca juga: 1.000 Bom Hujani Wilayah Ukraina Dalam Sepekan Belakangan
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk memperingatkan tentang potensi masalah pembayaran pensiun dan gaji pegawai negeri, defisit anggaran, dan penundaan bantuan keuangan Barat.
Pada bulan Januari lalu, ketika Kongres AS memblokir paket bantuan senilai $60 miliar untuk Kiev, pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky juga memperingatkan bahwa lebih dari 11 juta pensiunan bisa dibiarkan tanpa pembayaran dan “mati” kecuali negara-negara Barat menanggung biaya tunjangan sosial negaranya. program.
Kiev terus-menerus dihadapkan pada pilihan untuk membayar pensiun atau membeli lebih banyak senjata untuk melawan Rusia, klaimnya. “Saya tidak memberikan tekanan moral di sini.
Tapi kita harus membayarnya,” tegas Zelensky. Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS pada akhirnya meloloskan paket bantuan militer bernilai miliaran dolar pada bulan April, meskipun tidak ada dana yang diizinkan untuk dialokasikan untuk dana pensiun.