TRIBUNNEWS.COM - Empat mahasiswa Indonesia berhasil memperoleh penghargaan di Uluslararası Öğrenci Ödülleri (International Student Awards atau ISA) 2023, sebuah acara bergengsi yang diselenggarakan oleh Türkiye Bursları dan YTB, bekerja sama dengan Yükseköğretim Kurulu dan T.C. Kültür ve Türizm Bakanlığı.
Keempat mahasiswa tersebut yakni Dirja Mahendra Atmaja dari Koc University, Abdul Rilan Syarif dan Alim Bahri Azhari keduanya dari Bursa Uludag University, serta Muhammad Thohir Ash Shiddiqie dari Universitas Ege.
Masing-masing berkompetisi dan menang dalam kategori Film Pendek, Puisi, dan Ide Kewirausahaan Terbaik.
Uluslararası Öğrenci Ödülleri 2023 adalah kompetisi tahunan yang menarik minat mahasiswa internasional di Turki untuk mengirimkan karya inovatif dan kreatif mereka.
Pendaftaran untuk kompetisi ini dibuka setiap tahun melalui situs resmi Türkiye Bursları antara bulan Agustus atau Oktober, dengan pengumuman pemenang di musim semi berikutnya.
Acara ini mencakup 12 sub-kategori yang luas, mulai dari seni dan budaya hingga media dan komunikasi, mendorong partisipasi luas dari mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.
Edisi tahun ini dari ISA diadakan di Millet Kütüphanesi (Perpustakaan Nasional), bagian dari Cumhurbaşkanlığı Külliyesi (Kompleks Kepresidenan) di Ankara, menambahkan lapisan prestise dan pengakuan internasional pada penghargaan tersebut.
Kehadiran pejabat tinggi seperti Prof. Dr. Erol Özvar, Presiden Yükseköğretim Kurulu, dan Serdar Çam, Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, serta Abdullah Eren, Presiden YTB, menegaskan pentingnya acara ini dalam mempromosikan dan mengakui bakat-bakat luar biasa dari mahasiswa internasional di Turki.
Thohir, Sang Jawara dari Jepara berhasil menjadi pemenang juara 1 film pendek di Kompetisi bergengsi-Uluslararası Öğrenci Ödülleri 2023.
Dengan judul "Bağlantı atau (‘Connected' dalam judul bahasa Inggris)", karya film pendeknya berdurasi sekitar 15 menit.
Filmnya bercerita tentang seorang traveller Korea bernama Kim yang memutuskan untuk belajar di sebuah universitas di Turki.
Dalam perjalanannya yang tidak mudah (karena kendala bahasa), dia justru bertemu dengan dua orang Turki yang bernasib sama dengannya; yaitu Berkan, seorang yang bisu, dan Kağan, seorang yang gagap.
Karena ketiganya sama-sama tidak bisa berbicara bahasa Turki dengan baik dan benar, ketiganya merasa terhubung. Dan dari situlah berbagai macam kejadian terjadi di sepanjang film.
Pada kompetisi ini, Thohir dan partnernya mengambil kategori film pendek.
Judul yang dipilih serta alur cerita yang berfokus pada perjuangan menghadapi kesulitan ini melahirkan iringan ritme yang menyentuh hati “Kekurangan yang Menyatukan” dan karya ini berhasil meroket dengan penghargaan juara 1 film pendek.
Selain Thohir Sang Jawara dari sub-kategoti film pendek, ada juga Sang Penyair mahasiswa Koc University Istanbul, Dirja Mahendra Atmaja.
Ia merupakan pemenang juara 1 pada Uluslararası Öğrenci Ödülleri 2023 kategori puisi.
Puisi yang berjudul “Ulucami'deki Ağaçlar” yang dibuat dengan gaya bahasa cukup rumit karena memilih objek-objek ekologis untuk mensubstitusikan isu-isu sosial dan setiap baitnya menekankan emosionalitas untuk bait selanjutnya menyebabkan ledakan emosional ditumpahkan pada satu kalimat singkat di akhir puisi ini sukses membuat para juri terpukau tak terucap ketika membaca karya puisi tersebut.
Ketertarikannya terhadap dunia tulis-menulis ternyata sudah dimulai sedari Dirja duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Bahkan beberapa karya puisi dan cerita pendeknya telah dimuat di media-media cetak lokal dan nasional sejak itu.
Di masa kuliah ini, minat Dirja dalam bidang kepenulisan terus-menerus diasah untuk membangun reputasi dalam bidang riset dan kesempatan yang diberikan YTB kali ini membuat karyanya semakin terbang jauh di kancah Internasional dan tidak hanya membawa nama pribadinya, tetapi juga mengharumkan nama bangsa kita, Indonesia.
Abdul Rilan Syarif, mahasiswa dari Bursa Uludag University, juga telah mencatat prestasi mengagumkan dengan meraih juara ketiga dalam kategori Film Pendek pada Uluslararası Öğrenci Ödülleri 2023.
Abdul memilih untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini meskipun awalnya tidak terlalu tertarik karena ia sedang sibuk dengan beberapa proyek lain.
Namun, dengan satu film pendek yang sudah selesai dan belum pernah dipublikasikan, ia melihat peluang untuk mencoba mendaftarkan karyanya.
Keputusannya untuk berpartisipasi bukan didorong oleh keinginan untuk menang, tetapi lebih pada kesempatan untuk menguji karyanya di arena internasional.
Abdul berpendapat bahwa melibatkan diri dalam lomba adalah bagian penting dari kehidupan seorang pelajar, sebagai sarana untuk bereksplorasi dan mengembangkan kemampuan diri.
Abdul berbagi lebih lanjut dalam sebuah wawancara dengan Jurnalistik PPI Turki bahwa pentingnya lomba ini tidak hanya terbatas pada prestasi yang bisa diraih, tetapi juga pada kesempatan untuk berdiri mewakili Indonesia di tengah komunitas internasional.
Keberhasilannya meraih juara ketiga bukan hanya membuktikan kualitas karyanya tetapi juga membawa kehormatan bagi negara di forum global.
"Berpartisipasi dalam kompetisi seperti ini memperkuat karakter saya dan memperluas kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi dalam skenario multikultural," kata Abdul.
Ia menekankan bahwa setiap pelajar harus memanfaatkan kesempatan semacam ini tidak hanya untuk menang tetapi untuk mengasah kemampuan sosial dan profesional, memperdalam pengalaman belajar, dan mengembangkan jaringan yang bisa membawa manfaat jangka panjang untuk karir mereka.
Alim Bahri Azhari dari Bursa Uludag University, yang berhasil memenangkan kategori Ide Kewirausahaan Terbaik, memiliki visi yang lebih besar dari sekadar meraih penghargaan.
Dalam sebuah wawancara, Alim berbagi aspirasinya untuk mewujudkan dan melanjutkan ide kewirausahaannya sehingga dapat memberikan dampak positif pada hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki.
"Harapannya nanti benar-benar diwujudkan dan dibawa ke hal yang lebih lanjut sehingga nanti bisa memberi dampak ke hubungan Indonesia dan Turki," kata Alim.
Menurutnya, penghargaan ini bukan hanya tentang kemenangan pribadi, tetapi juga tentang bagaimana ide-ide inovatif dapat menjadi jembatan yang menguatkan kerjasama dan pemahaman lintas budaya antara dua negara.
Ini menunjukkan bagaimana kreativitas dan inovasi bisa berperan penting dalam diplomasi dan pertukaran budaya.
Kesuksesan empat mahasiswa Indonesia di Uluslararası Öğrenci Ödülleri 2023 di Ankara bukan hanya simbol pencapaian akademik dan kreatif yang luar biasa, tetapi juga bukti signifikansi forum internasional dalam mengasah dan menampilkan bakat.
Kemenangan Thohir, Dirja, Abdul, dan Alim dalam berbagai kategori menggarisbawahi peran mereka sebagai duta budaya yang mempromosikan keunggulan Indonesia di panggung global.
Melalui perjalanan mereka, kita belajar tentang pentingnya ketahanan, adaptasi, dan keberanian dalam menghadapi tantangan.
Thohir mengungkapkan bahwa setiap perjalanan memiliki tujuannya tersendiri, mengingatkan kita bahwa tujuan dari setiap usaha adalah untuk mencapai sesuatu yang lebih besar daripada sekedar kesuksesan pribadi—yaitu untuk memberikan dampak positif bagi komunitas luas.
Prestasi mereka bukan hanya tentang membawa pulang trofi, tetapi juga tentang menginspirasi generasi muda Indonesia untuk berani mengejar mimpi besar dan meningkatkan visibilitas budaya serta prestasi Indonesia di mata dunia.
Harapan mereka adalah agar lebih banyak lagi diaspora Indonesia di seluruh dunia termotivasi untuk memperkenalkan dan mengharumkan nama bangsa, menunjukkan keunggulan dan kapabilitas kita di berbagai bidang dan sektor.
(*)