TRIBUNNEWS.COM - Tiga anggota Hizbullah dan dua warga Lebanon tewas dalam serangan udara Israel pada Senin (10/6/2024) tengah malam.
Serangan tersebut menargetkan konvoi truk yang memasuki Lebanon dari negara tetangga Suriah, menurut pengumuman Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan sumber militer Suriah.
“Serangan udara Israel menargetkan konvoi truk di daerah dekat perbatasan Qusayr dengan Lebanon," kata direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman, dikutip dari Al Araby, Selasa (11/6/2024).
"Konvoi truk tersebut sedang menuju dari Suriah ke Lebanon. Serangan itu menewaskan 5 orang, 3 di antaranya berkewarganegaraan Suriah yang bekerja dengan Hizbullah dan dua warga Lebanon," lanjutnya.
Selain itu, sedikitnya lima orang terluka dan dua lainnya hilang.
“Secara paralel, rudal pertahanan udara Suriah diluncurkan untuk menghadapi serangan Israel," kata laporan itu.
Sementara itu, sumber militer Suriah mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa setidaknya tiga anggota Hizbullah terbunuh oleh sembilan rudal Israel yang menargetkan tanker minyak di kawasan itu.
"Serangan ini juga menargetkan sebuah bangunan di wilayah Hermel Lebanon, sekitar 140 kilometer dari perbatasan Israel, dekat wilayah Housh al-Sayyid Ali di Suriah, dan menghancurkannya sepenuhnya," kata sumber itu.
Sumber di Suriah mengatakan dua truk yang dinaiki lima orang tersebut diduga membawa pengiriman senjata dan meninggalkan markas besar Hizbullah di Kota Qusayr, Suriah menuju ke Lebanon.
Mereka mengatakan truk tersebut disertai dengan kendaraan militer milik keamanan Divisi Keempat Hizbullah, yang dipimpin oleh saudara laki-laki pemimpin rezim Suriah, Maher al-Assad.
Selama delapan bulan saling serang, Israel dan Hizbullah mengalami peningkatan jumlah korban jiwa.
Baca juga: Drone Serbu Hizbullah Serang Markas Divisi 146 Tentara Israel di Nahariya, Iron Dome Gagal Mencegat
Sedikitnya 462 orang tewas di Lebanon, termasuk sekitar 90 warga sipil dan 300 pejuang Hizbullah.
Sedangkan di pihak Israel, militernya mengumumkan pembunuhan 15 tentara dan 11 warga sipil di perbatasan Israel-Lebanon.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan solidaritas untuk warga Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.
Hizbullah mengambil bagian dengan menyerang Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dengan rudal dan drone yang diluncurkan dari basisnya di Lebanon selatan.
Hizbullah mengatakan mereka akan berhenti menyerang Israel jika Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.124 jiwa dan 84.712 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (11/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel