News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Produsen Kue di Jepang Akhirnya Minta Maaf Setelah 'Telantarkan' 88 Pemagang Asal Vietnam

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu toko kue Chateraise di Tokyo. Produsen kue di Jepang, Chateraise akhirnya meminta maaf kepada masyarakat setelah menelantarkan 88 pemagang asal Vietnam.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Produsen kue di Jepang, Chateraise akhirnya meminta maaf kepada masyarakat setelah menelantarkan 88 pemagang asal Vietnam.

Sebelumnya sebanyak 88 pemagang Vietnam tersebut tidak digaji oleh produsen gula-gula itu.

Di Prefektur Yamanashi, lebih dari 80 orang asing--termasuk mereka yang telah dipindahkan dari tempat kerja lain--tidak dapat bekerja selama beberapa bulan.

Mereka terpaksa menunggu tanpa mendapatkan gaji.

Baca juga: Kapal Ikan Jepang Tabrak Beton Pemecah Gelombang, Satu ABK WNI Luka Ringan

Pemindahan dimungkinkan di bawah sistem pengembangan dan ketenagakerjaan yang baru dibentuk dengan diberlakukannya undang-undang yang direvisi pada tanggal 14 Juni 2024.

"Kami akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk mencegah masalah tersebut jangan sampai terjadi lagi," kata Badan Layanan Imigrasi Jepang.

Sebanyak 88 orang asing yang tidak dapat bekerja adalah mereka yang menandatangani kontrak kerja dengan Chateraise, produsen gula-gula yang berkantor pusat di Kota Kofu.

Kebanyakan dari mereka memiliki status tempat tinggal "Pekerja Berketerampilan Khusus" atau Tokutei Ginou, yang memungkinkan transfer, dan mereka berhenti dari tempat kerja asli mereka dan dipindahkan.

Salah satu pemagang, seorang wanita Vietnam berusia 30-an awalnya bekerja untuk perusahaan lain di luar prefektur.

Tetapi pada bulan Maret 2024 dia menandatangani kontrak kerja sebagai tanggapan atas perekrutan perusahaan Chateraise.

Baca juga: Dua Pabrikan Mobil Jepang Bikin Penyewaan Kendaraan Listrik dan Daur Ulang Baterai

Namun, setelah hampir tiga bulan menunggu tanpa penjelasan yang cukup tentang prospek mulai bekerja, pekerjaan akhirnya dimulai bulan ini.

Tetapi dikatakan bahwa tidak ada gaji yang dibayarkan selama ini.

"Saya tidak punya uang, jadi yang saya makan hanyalah tahu dan kecambah, dan membosankan hanya memasak nasi dan pergi tidur sambil melihat ponsel saya setiap hari. Saya banyak menangis," kata dia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini