News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Lebanon Akui Siap Hadapi Konflik Hizbullah-Israel: Jika demi Solidaritas Gaza, Maka Biarlah

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul di desa Khiam di Lebanon selatan setelah serangan Israel pada Sabtu, 8 Juni 2024. Warga Lebanon akan membiarkan kemungkinan konflik dengan Israel terjadi jika demi solidaritas untuk Gaza.

TRIBUNNEWS.COM - Perancang produk Lebanon, Tara Tabet (32), mengaku tidak ingin melihat negaranya terlibat dalam perang skala penuh dengan Israel.

Namun, seperti banyak rekan senegaranya, ia bersiap menghadapi kemungkinan konflik setelah adanya ancaman baru dari kelompok Hizbullah terhadap Israel dan Siprus.

Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, mengejutkan banyak orang ketika dia mengatakan Siprus – negara anggota UE yang paling dekat dengan Lebanon – dapat terlibat dalam konflik kelompok tersebut dengan Israel, yang terjadi bersamaan dengan perang Gaza.

Meski begitu, Siprus telah membantah memihak dalam perang apa pun.

Peringatan dari Nasrallah, yang juga mengancam Israel dengan serangan presisi yang meluas, membuat banyak warga Lebanon enggan bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi.

Di sisi lain, Tara Tabet mengaku akan membiarkan kemungkinan konflik itu terjadi jika demi solidaritas untuk Gaza.

“Tentu saja kami tidak ingin berperang dengan mereka – tetapi jika itu demi solidaritas dengan masyarakat di Gaza, maka biarlah,” ungkapnya di Beirut, Kamis (20/6/2024), dilansir Arab News.

Ketika ditanya apakah ancaman terhadap Siprus telah membuatnya khawatir, Tabet mengatakan hal itu dapat menggagalkan rencananya untuk menikah secara sipil.

Di Lebanon, Undang-undang status pribadi diatur oleh pengadilan masing-masing agama, sehingga mendorong banyak pasangan dari latar belakang agama berbeda melakukan perjalanan 40 menit dengan pesawat ke Siprus untuk menikah di pengadilan.

Peringatan Hizbullah ke Israel

Hizbullah Lebanon mengklaim memiliki senjata dan kemampuan intelijen baru yang dapat membantunya menargetkan posisi yang lebih penting di wilayah Israel jika terjadi perang habis-habisan.

Baca juga: Dermaga AS di Gaza Kembali Bongkar Bantuan, Rencana Kirim Bantuan Lewat Laut justru Dikritik

Pernyataan Hizbullah ini untuk memperingatkan Israel, Rabu (19/6/2024).

Pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah, memberikan komentarnya ketika konflik lintas batas selama berbulan-bulan antara Hizbullah dan Israel tampaknya mencapai titik didih.

Komentar Hassan Nasrallah itu juga terjadi sehari setelah utusan penting Amerika Serikat (AS) bertemu dengan para pejabat Lebanon dalam upaya terbarunya untuk meredakan ketegangan.

“Kami sekarang memiliki senjata baru. Tapi saya tidak akan mengatakan siapa mereka,” katanya, dikutip dari AP News.

“Ketika keputusan sudah diambil, mereka akan terlihat di garis depan," sambungnya.

Pidato Hassan Nasrallah tersebut disiarkan melalui televisi untuk mengenang seorang komandan penting Hizbullah yang tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan pekan lalu.

Diketahui, Hizbullah merupakan sekutu kelompok militan Palestina Hamas.

Hizbullah telah melakukan serangan dengan Israel hampir setiap hari sejak perang di Gaza meletus pada 7 Oktober, dengan tujuan untuk menarik pasukan Israel menjauh dari Jalur Gaza yang diperangi.

Baca juga: Israel di Ambang Perang Besar dengan Hizbullah, AS Khawatir Soal Iron Dome: Bakal Kewalahan

Serangan Hizbullah meningkat setelah Israel memperluas serangannya bulan lalu ke kota Rafah di Gaza selatan dan meningkat lebih lanjut minggu lalu setelah serangan Israel menewaskan komandan tinggi Hizbullah, Taleb Sami Abdullah.

Taleb Sami Abdullah adalah militan paling senior yang tewas sejauh ini dalam perang Israel-Hamas.

Asap mengepul dari serangan Israel di kota perbatasan Lebanon. Konfrontasi gerakan Hizbullah dan tentara IDF makin sengit seiring berlanjutnya invasi Israel di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, tank-tank Israel masuk lebih dalam ke Rafah barat di Gaza selatan, menembakkan peluru ke tenda-tenda pengungsi, dan satu kendaraan lapis baja diledakkan oleh alat peledak rakitan yang ditanam Hamas.

Gedung Putih menggambarkan kritik Benjamin Netanyahu terhadap penangguhan pengiriman senjata AS ke Israel sebagai hal yang “menjengkelkan” dan “mengecewakan” karena keretakan publik antara kedua sekutu tersebut terus meningkat.

Pasukan Israel telah melakukan serangan udara mematikan di Gaza selama 24 jam terakhir, termasuk serangan terhadap sebuah rumah yang telah menewaskan delapan orang di lingkungan Zeitoun di Kota Gaza.

Baca juga: Hizbullah-Hamas Disebut Lebih Kuat Ketimbang Israel, Bagaimana Perbandingan Ketiganya?

Pakar PBB memperingatkan produsen senjata agar tidak mengirimkan senjata ke Israel, dengan mengatakan hal itu dapat membuat mereka terlibat dalam pelanggaran hukum internasional yang dilakukan di Gaza.

Setidaknya 37.431 orang telah tewas dan 85.653 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan pimpinan Hamas mencapai 1.139 orang karena puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini