TRIBUNNEWS.COM - Dermaga yang dibangun Amerika Serikat (AS) di Gaza kembali membongkar bantuan kemanusiaan, Kamis (20/6/2024).
Dermaga tersebut sempat dipindahkan untuk kedua kalinya pada pekan lalu, karena gelombang laut yang ganas, kata militer AS.
Dermaga terapung itu berlabuh kembali di garis pantai Gaza pada Rabu (19/6/2024), setelah menghadapi sejumlah kemunduran.
Namun, kelompok-kelompok bantuan kini dengan tajam mengkritik rencana untuk membawa bantuan melalui laut ke Gaza.
Dilansir AP News, mereka mengatakan hal itu merupakan gangguan untuk menghilangkan tekanan dari Israel agar membuka lebih banyak penyeberangan perbatasan darat yang jauh lebih produktif.
Warga Palestina diketahui menghadapi kelaparan yang meluas karena perang di Gaza.
Israel telah memutus sebagian besar aliran makanan, obat-obatan, dan barang-barang kebutuhan pokok ke Gaza, yang kini sepenuhnya bergantung pada bantuan.
Upaya AS Alami Kemunduran
Upaya kontroversial AS untuk meningkatkan pengiriman bantuan ke Gaza dengan membangun dermaga sementara, telah menghadapi masalah berulang kali, dengan cuaca buruk yang merusak struktur dan menyebabkan gangguan lain terhadap kedatangan bantuan yang sangat dibutuhkan.
Lebih dari 4.100 metrik ton (sembilan juta pon) bantuan telah disalurkan melalui proyek dermaga senilai $230 juta sejauh ini.
Namun, proyek tersebut hanya beroperasi dalam jangka waktu terbatas.
Baca juga: Dorong Gencatan Senjata di Gaza, Fadli Zon Dukung Rencana Kunjungan IPU ke Rafah
Kemudian, tidak memenuhi janji Presiden AS Joe Biden bahwa proyek tersebut akan memungkinkan terjadinya peningkatan besar-besaran dalam bantuan yang mencapai Gaza setiap hari.
Wilayah pesisir tersebut telah hancur akibat operasi Israel selama lebih dari delapan bulan terhadap kelompok militan Palestina Hamas, yang menyebabkan penduduk Gaza tercabut dan membuat mereka sangat membutuhkan bantuan.
“Dermaga Gaza sayangnya merupakan gangguan yang sangat mahal dari apa yang benar-benar dibutuhkan, dan apa yang juga diwajibkan secara hukum,” kata Michelle Strucke, Direktur Pusat Agenda Kemanusiaan Kajian Strategis dan Internasional, dikutip dari Arab News.
"Itu adalah akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan bagi organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan bagi penduduk di Gaza yang menderita kekurangan dalam tingkat yang bersejarah,” katanya.