TRIBUNNEWS.COM -- Musim dingin atau musim salju di akhir 2024 mendatang bisa menjadi bencana bagi warga Ukraina.
Pasalnya, hampir seluruh infrastruktur energi negeri itu hancur dibombardir oleh pasukan Rusia.
Saat ini saja pemadaman listrik terjadi hampir 20 jam per hari. Padahal suhu udara di negeri itu bisa kurang dari nol derajat celcius pada musim salju.
Baca juga: Terungkap Sebab Fasilitas Energi Ukraina Bisa Hancur, 6 Misil Rusia Hanya Dilawan 1 Rudal Ukraina
Para petugas kelistrikan di Ukraina saat ini sedang berpikir keras bagaimana untuk melewati musim dingin dengan listrik.
Ukrainska Pravda memberitakan, operator sistem transmisi listrik Ukraina, Ukrenergo menyebutkan ada beberapa skenario yang akan dilakukan untuk menghidupkan listrik hingga musim dingin berakhir.
"Musim dingin akan sulit. Situasi sebenarnya akan bergantung pada banyak faktor, yang utama adalah pengeboman. Tidak mungkin untuk memprediksi sifat, besarnya dan keakuratannya," katanya.
Skenario yang mungkin akan ditempuh antara lain, Skenario pesimistis membayangkan berlanjutnya serangan besar-besaran, yang akan mengakibatkan kegagalan fasilitas energi tertentu.
Dalam hal ini, pembangkitan listrik yang tersedia di musim dingin akan lebih sedikit dibandingkan dengan rencana dasar.
Sementara skenario optimisnya adalah mengasumsikan bahwa tidak akan ada atau hanya sedikit serangan Rusia yang berhasil dan lebih banyak fasilitas energi yang akan dipulihkan daripada yang diperkirakan berdasarkan rencana dasar.
Baca juga: Terungkap Sebab Fasilitas Energi Ukraina Bisa Hancur, 6 Misil Rusia Hanya Dilawan 1 Rudal Ukraina
Dengan demikian, pemadaman listrik akan menjadi sedikit lebih singkat.
"Kita perlu memahami bahwa mungkin akan ada pemadaman listrik pada musim dingin mendatang. Kita perlu bersiap menghadapi skenario sulit di musim dingin.
Ini lebih baik daripada menjanjikan kepada orang-orang bahwa semuanya akan baik-baik saja dan musim dingin akan berlalu tanpa pemadaman listrik dan kemudian terpaksa melakukannya perkenalkan mereka," tambah Kudrytskyi.
Jika Ukraina berhasil menyambungkan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia ke jaringan listrik, pembatasan pasokan listrik sebenarnya tidak diperlukan lagi. Namun, tanpa pembangkit listrik, warga Ukraina dijamin akan mengalami jadwal pembatasan listrik setidaknya selama dua musim dingin.
Di musim dingin, tingkat kekurangan listrik akan mencapai 35 persen, yang mungkin mengakibatkan warga Ukraina mendapat pasokan listrik selama lima hingga enam jam setiap hari.
Pada musim dingin, Ukraina dapat memulihkan pembangkitan 200-250 MW (atau 7,1 persen) dari kebutuhan 3,5 GW. Tingkat penciptaan kapasitas generasi baru ini dapat dibandingkan dengan “gerakan Stakhanovite” yang terkenal.
Sangat realistis bahwa di musim dingin, warga Ukraina bisa mendapatkan listrik selama lima hingga enam jam setiap hari, tetapi semuanya akan tergantung pada keadaan.
Perusahaan energi di Ukraina saat ini merasa waswas karena serangan Rusia bisa terjadi setiap saat. Mereka tidak bisa membangun pembangkit liatrik secepatnya karena takut diserang oleh rudal Moskow.
Seperti diketahui, karena keterbatasan sistem pertahanan udara Kiev, infrastruktur energi negeri itu jadi bulan-bulanan pasukan Rusia.
Direktur Eksekutif DTEK, Dmitry Sakharuk dikutip dari Kyiv Post mengungkap bahwa lima hingga enam rudal Rusia hanya bisa dicegat dengan satu rudal Ukraina.
Dengan kondisi seperti itu, infrastruktur energi Ukraina menjadi bulan-bulanan Rusia.
Akibatnya, sebagian besar fasilitas energi negara itu kini hancur lebur dihajar rudal dan drone Rusia.
“Sepertinya untuk setiap rudal yang kita miliki saat ini, ada lima atau enam rudal Rusia yang menyerang kita. Jika Anda memiliki 10 rudal yang datang ke arah Anda, Anda memerlukan setidaknya 12 rudal di sistem pertahanan udara Anda. Jadi kalaupun kita mulai pulih, mulai memperbaiki, sekarang tidak ada cara untuk melindungi unit yang dipulihkan,” kata Sakharuk.