News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil Mark Rutte, PM Belanda yang Dipilih Jadi Sekjen NATO Gantikan Jens Stoltenberg

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang baru, menggantikan posisi Jens Stoltenberg yang telah menjabat selama 10 tahun terakhir.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM – Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ditunjuk jadi Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang baru, menggantikan posisi Jens Stoltenberg yang telah menjabat selama 10 tahun terakhir.

Penunjukan Mark Rutte disepakati oleh 32 negara anggota NATO, rencananya peresmian naik takhta Mark Rutte sebagai Sekjen NATO bakal digelar pada Oktober mendatang, sebagaimana dikutip dari Al Arabiya.

“Dewan Atlantik Utara memutuskan untuk menunjuk Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sebagai Sekretaris Jenderal NATO berikutnya, menggantikan Jens Stoltenberg,” kata NATO dalam sebuah pernyataan.

“Rutte akan menjalankan tugasnya sebagai Sekretaris Jenderal mulai 1 Oktober 2024, ketika masa jabatan Tuan Stoltenberg berakhir setelah sepuluh tahun memimpin Aliansi,” tambahnya.

Dipilihnya Mark Rutte bukan tanpa alasan, para anggota NATO menilai sosok Rute politikus Belanda yang tepat untuk memimpin organisasi internasional tersebut.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte yang kini ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggantikan posisi Jens Stoltenberg.

"Dari pengalamannya selama bertahun-tahun di politik Belanda dan di panggung internasional, Rutte adalah seorang yang cerdik dalam menyeimbangkan hubungan politik," ujar peneliti dari lembaga Think-Tank Atlantic Council, Philippe Dickinson.

Profil Mark Rutte

Lahir pada 14 Februari 1967 di Den Haag, Belanda. Rutte yang merampungkan pendidikannya di Universitas Leiden jurusan sejarah Belanda sempat memulai karir di Unilever sebagai bagian personalia.

Setelah itu di tahun 2002, dia dipercaya menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara bidang sosial dan kepegawaian.

Karier politik Mark Rutte terus meningkat, ia dipilih menjadi Menteri Pendidikan, Budaya dan Ilmu Pengetahuan di masa pemerintahan Peter Balkenende.

Perjalanan karier Mark Rutte melejit semenjak dirinya terpilih sebagai Perdana Menteri Belanda pada 2010 silam. Kelihaian Rutte di dunia politik membuat politikus berdarah Belanda itu disenangi oleh beberapa orang, termasuk warga negaranya sendiri. Hingga ia bisa menjabat kursi Perdana Menteri Belanda selama 14 tahun lamanya.

Baca juga: Syarat Berat AS Jika Ukraina Ingin Bergabung dengan NATO

Terbukti selama dibawah kepemimpinan Rute, Belanda telah meningkatkan belanja pertahanan hingga lebih dari 2 persen diatas ambang batas PDB yang disyaratkan anggota NATO untuk menyediakan jet tempur F-16, artileri, drone, dan amunisi ke Kyiv serta berinvestasi besar-besaran pada militernya sendiri.

Pada bulan-bulan terakhir masa jabatannya, ia memainkan peran penting dalam pembuat kesepakatan utama UE serta perdebatan Eropa mengenai imigrasi, utang, dan respons terhadap COVID-19.

Baca juga: PM Belanda Mark Rutte Terpilih jadi Sekjen NATO, Gantikan Jens Stoltenberg

Mark Rutte juga menjadi tokoh yang paling sukses di UE dalam menjalin hubungan baik dengan berbagai pemimpin Inggris dan AS.

Bahkan Rutte dipandang sebagai pendukung setia Ukraina dengan mempelopori upaya untuk memberikan jet tempur F-16 ke Kyiv guna membantu memukul mundur Rusia.

Semangat ini yang membuat para anggota NATO sepakat memilih Mark Rutte sebagai Sekjen NATO untuk menggalang kekuatan yang belakangan ini dinilai mulai kendor.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini