TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah meluncurkan 40 rudal dari Lebanon ke situs militer Israel Galilea pada Kamis (27/6/2024).
Surat kabar Israel, Channel12 dan Yedioth Ahronoth, mengatakan sistem pertahanan Israel mencegat separuh dari rudal, sementara separuh lainnya jatuh di area terbuka.
Sirene dibunyikan di kota Safed, yang terletak di Galilea Atas.
Polisi Israel mengatakan, kebakaran terjadi di beberapa tempat di kota Safed akibat pemboman yang datang dari Lebanon dan menyebabkan kerusakan properti.
"Petugas Kepolisian Wilayah Utara sedang menangani lokasi di mana alat peledak dijatuhkan di kota tersebut, dan menyerukan kepada masyarakat untuk tidak mendekati sisa-sisa rudal tersebut," kata polisi Israel dalam pernyataannya, Jumat (28/6/2024).
Tidak ada korban terluka dalam laporan tersebut.
Pengeboman besar tersebut terjadi setelah tentara Israel membunuh seorang anggota Hizbullah di Lebanon selatan.
Sebelumnya, sebuah drone Israel menargetkan sebuah sepeda motor di kota Sohmar di Bekaa Barat, Lebanon timur.
Pada Kamis (27/6/2024) sore, artileri Israel mengebom pinggiran kota selatan Naqoura dan Alma Shaab.
Pada hari yang sama, Hizbullah mengumumkan pengeboman pangkalan pertahanan udara rudal utama Komando Utara Israel dengan puluhan rudal.
Anggota Hizbullah menargetkan situs Ruwaisat al-Qarn di Peternakan Shebaa Lebanon dengan senjata rudal dan menyerangnya secara langsung.
Baca juga: Siap Bekingi Israel Lawan Hizbullah, AS Pindah Pasukan ke Dekat Lebanon
Selain itu, anggotanya menargetkan situs Marinir Naqoura Israel dan posisi serta pemukiman perwira dan tentara musuh, dan langsung menyerang mereka, yang menyebabkan situs tersebut terbakar dan orang-orang di dalamnya terbunuh dan terluka.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah dan berjanji akan berhenti jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.718 jiwa dan 86.377 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (27/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel