News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Masoud Pezeshkian Unggul Tipis di Hitung Cepat Pilpres Iran 2024, Putaran Dua Bakal Terjadi?

Penulis: Bobby W
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kandidat reformis Masoud Pezeshkian menyalurkan suara dalam pemilihan Presiden Iran yang digelar Jumat (28/6/2024)

TRIBUNNEWS.COM - Pada hari Jumat (28/6/2024) kemarin, Iran menggelar Pemilihan Umum untuk menentukan siapa sosok presiden yang akan menjabat di negara yang beribukota di Teheran tersebut.

Sejatinya, pemilihan presiden ini semula dijadwalkan baru digelar pada tahun 2025 namun dimajukan setahun menjadi akhir Juni ini setelah sosok Presiden Incumbent mereka yakni Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei lalu.

Melalui pemilihan umum yang digelar pada hari Jumat inilah, teka-teki siapa sosok pengganti Ebrahim Raisi sepertinya mulai terjawab.

Dalam pemilihan tersebut, mayoritas rakyat Iran sepertinya menunjuk sosok kandidat dari kubu reformis yakni Masoud Pezeshkian sebagai sosok yang akan menggantikan Ebrahim Raisi.

Dikutip Tribunnews dari Anadolu Ajansi, sosok yang pernah menjabat sebagai Mantan Menteri Kesehatan Iran ini memimpin dalam hitung cepat pemilu Iran.

Pezeshkian mendapatkan 42,3 persen suara yang telah masuk ungkap juru bicara kantor pemilu negara tersebut

Keunggulan sosok Masoud Pezeshkian ini sejatinya belum terlalu aman karena di belakangnya menguntit ketat kandidat lainnya yakni Saeed Jalili.

Saeed yang pernah mengemban jabatan sebagai negosiator nuklir bagi Pemerintah Iran ini menempel ketat dengan 39,5 persen suara dari 14 juta suara yang dihitung sejak kotak suara dibuka tengah malam.

Bila kondisi tersebut bertahan hingga penghitungan suara rampung, maka pemilihan putaran kedua bakal dilakukan.

Hal ini terjadi karena dalam aturan Pemilihan Presiden kali ini, seorang kandidat dinyatakan memenangkan pemilu apabila dalam putaran pertamaia memperoleh lebih dari 50 persen suara yang masuk.

Jika tidak ada kandidat yang melebihi ambang batas ini dalam putaran pertama, akan diadakan pemilu putaran kedua yang digelar pada tanggal 5 Juli.

Baca juga: Pilpres Iran, Kedubes di Jakarta Kesulitan Akomodasi Semua Suara Warga Iran di Indonesia

6 Calon yang Bersaing sebagai Pengganti Ebrahim Raisi

Seperti yang diketahui sebelumnya, pemilu yang akan digelar pada Jumat ini dilaksanakan guna mengganti posisi Pelaksana Tugas posisi Presiden yang sementara ini diemban Mohammad Mokhber.

Mokhber selama ini mengemban tugas Ebrahim Raeisi, yang meninggal dunia bersama tujuh orang lainnya dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei 2024 lalu.

Adapun dalam pemilihan Presiden kali ini, Komisi Pemilihan Umum Iran telah mengumumkan daftar final kandidat yang disetujui oleh Dewan Wali sebagai calon Presiden Iran pengganti Ebrahin Raisi.

Dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Iran, IRNA, nama kandidat ini diumumkan oleh Mohsen Eslami, juru bicara Komisi Pemilihan Umum Iran.

Mohsen mengungkapkan nama-nama kandidat yang memenuhi syarat untuk pemilihan presiden ke-14 tersebut, pada hari Minggu (10/6/2024).

Sebelumnya, terdapat nama 6 kandidat pengganti Presiden Ebrahim Raisi yang merupakan hasil dari dialog antara Dewan Wali dan badan pengawas pemilu beranggotakan 12 orang.

Setelah diskusi lebih lanjut, kedua belah pihak kemudian menyelesaikan daftar kandidat yang disetujui lebih awal pada hari Minggu dan menyerahkannya kepada Kementerian Dalam Negeri.

Berikut adalah daftar awal 6 calon pengganti Presiden Ebrahim Raisi:

  • Mostafa Pourmohammadi (Mantan Menteri Kehakiman  Iran),
  • Massoud Pezeshkian (Mantan Menteri Kesehatan),
  • Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi (Kepala Yayasan Martir dan Veteran),
  • Alireza Zakani (Wali Kota Tehran),
  • Saeed Jalili (mantan negosiator nuklir),
  • Mohammad Baqer Qalibaf (Ketua Parlemen)

Namun, Hashemi baru saja mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri, Rabu (26/6/2024) menyisakan 5 kandidat, PressTV melaporkan.

Pemilihan presiden Iran yang baru sebenarnya telah dijadwalkan akan berlangsung pada tahun 2025 mendatang.

Namun, pemungutan suara tersebut dimajukan setelah Raisi meninggal pada 19 Mei dalam kecelakaan helikopter di utara Iran.

Raisi yang berusia 63 tahun sebelumnya diperkirakan akan kembali mengamankan tambahan masa jabatannya mengingat ia merupakan salah satu nama yang selalu mendapat dukungan penuh dari pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khameini yang berusia 85 tahun.

Tujuh orang lainnya yang meninggal dalam kecelakaan 19 Mei 2024 lalu, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian.

(Tribunnews.com/Bobby)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini