TRIBUNNEWS.COM, SEATTLE - Seekor orca Pasifik Barat Laut yang terancam punah yang menjadi berita utama global pada tahun 2018 karena membawa bangkai anaknya selama lebih dari dua minggu kembali melakukan tindakan yang sama.
Peneliti menduga orca yang diberi nama para ahli Tahlequah atau J35 kembali kehilangan anaknya yang baru lahir saat Natal 2024 lalu.
Aksi orca itu kembali menjadi tanda kesedihan atas kehilangan anak.
Center for Whale Research (Pusat Penelitian Ikan Paus) yang berbasis di negara bagian Washington dalam sebuah unggahan di Facebook menyebut : 'Induk orca, yang dikenal sebagai Tahlequah atau J35, terlihat membawa jasad anak perempuannya yang telah meninggal sejak Rabu.
Seluruh tim di Center for Whale Research sangat sedih dengan berita ini, dan kami akan terus memberikan pembaruan jika memungkinkan," tulis unggahan tersebut.
Baca juga: Penyelam Gorontalo Takjub Bertemu Rombongan Paus Orca Saat Diving di Teluk Tomini
Pada tahun 2018, para peneliti mengamati J35 mendorong jasad anaknya selama 17 hari, menahan tubuhnya sejauh lebih dari 1.000 mil (1.600 kilometer).
Anak paus itu meninggal tak lama setelah lahir, dan induknya serta kelompok paus yang erat itu terlihat bergantian membawa jasad tersebut.
Diketahui 2 Pekan Lalu
Pusat penelitian itu mengatakan bahwa sekitar dua minggu lalu mereka mengetahui kelahiran anak baru J35.
Namun, malam Natal, mereka menyatakan kekhawatiran atas kesehatan anak paus tersebut berdasarkan perilaku anak dan induknya.
"Pada hari Tahun Baru, pejabat National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengonfirmasi bahwa J35 membawa jasad anaknya," kata Brad Hanson, seorang ilmuwan peneliti di lembaga federal tersebut.
Hanson, yang mengamati perilaku J35 dari sebuah kapal pada hari Rabu, mengatakan bahwa J35 membawa jasad anaknya di atas moncongnya atau di atas kepalanya.
Ia tampak menyelam untuk mengambil jasad itu ketika tenggelam.
Hanson menyebutkan anak paus itu hanya hidup beberapa hari saja.
"Saya rasa wajar untuk mengatakan bahwa dia sedang berduka atau berkabung," kata Joe Gaydos, direktur sains dari SeaDoc di University of California, Davis, tentang J35.