TRIBUNNEWS.COM - Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (2/7/2024), menargetkan sasaran pasukan Israel di kota pelabuhan Haifa di Palestina.
Pasukan Yaman berkolaborasi dengan pasukan perlawanan Islam di Irak melaksanakan operasi tersebut dan berhasil mencapai tujuannya.
Ia menambahkan, tentara akan melanjutkan operasi semacam itu sampai rezim Israel mengakhiri genosida terhadap warga Palestina.
Saree sebelumnya menerangkan kepada Israel dan para pendukungnya, tidak ada batasan bagi rakyat Yaman.
"Jika Anda memiliki garis merah perbatasan, bagi kami tidak ada garis merah," jelasnya dikutip dari MEHR.
"Kami menargetkan hal-hal yang tidak terpikirkan dan tidak dapat dibayangkan oleh musuh, hal-hal yang tidak dapat dibayangkan oleh rakyat Yaman maupun rakyat negara (Arab dan Islam)," katanya.
"Dan kita akan mencapai tahap, dengan kehendak dan kekuatan Allah, ke tahap kelima dan keenam, jika musuh melanjutkan agresinya di Gaza, di mana akan terjadi tindakan yang bahkan orang Yaman sendiri tidak dapat bayangkan, begitu pula Amerika," ia memperingatkan.
Rakyat Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan Israel sejak rezim tersebut melancarkan kampanye agresi di Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Israel telah membunuh hampir 38.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka wanita dan anak-anak.
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan, mereka tidak akan menghentikan serangan sampai Israel menghentikan serangan darat dan udaranya.
Pemimpin gerakan perlawanan Ansarullah Abdul-Malik al-Houthi pun menyinggung nama Amerika.
Baca juga: Populer Internasional: Restoran Vietnam Usir Keluarga Israel, Roket Qassam Sasar 14 Tentara IDF
"Merupakan suatu kehormatan dan berkah besar untuk dapat berhadapan langsung dengan Amerika," tegasnya.
Kapal Perang AS Kesulitan
Kapal perang AS nyaris tidak bisa mengimbangi serangan Yaman, Kata Komandan Angkatan Laut AS.
Tentara Yaman merupakan ancaman yang tidak terlihat oleh Angkatan Laut AS sejak Perang Dunia II, menurut komandan USS Carney dan lainnya.