Serangan rudal ini menargetkan markas besar Divisi ke-91 yang baru didirikan di barak Eilat Israel, markas besar Brigade Lapis Baja Ketujuh di barak Katsafia, barak Gamla dan Yarden, dan pangkalan Nafah Israel.
Serangan ini sebagai tanggapan atas serangan yang menewaskan seorang komandan senior Hizbullah, Muhammad Nimah Nasser pada hari Rabu (3/7/2024).
"Sebagai bagian dari tanggapan terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh musuh di wilayah Tyre, Lebanon selatan pada hari Rabu, para pejuang menembakkan lebih dari 200 roket dari berbagai jenis ke lima pangkalan Israel di seberang perbatasan termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel," sebuah pernyataan Hizbullah, dikutip dari Arab News.
Nasser memimpin satu dari tiga divisi regional Hizbullah di Lebanon selatan.
Beberapa minggu terakhir, ketegangan meningkat antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Tidak hanya itu, ketegangan ini semakin meningkat ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikannya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Menurut sumber Hizbullah, pejuang tersebut telah melancarkan 1.194 operasi militer dalam 250 hari pertama perang, menewaskan dan melukai lebih dari 2.000 tentara Israel.
Hizbullah telah berjanji untuk merebut kembali setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki oleh Israel yang bertentangan dengan hukum internasional.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Hizbullah dan Israel Utara