TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengatakan telah merekrut ribuan pejuang baru untuk memerangi Israel.
Selain itu, Hamas juga disebut telah meningkatkan kemampuan militernya di tengah serangan mematikan Israel pada daerah agresi militer Gaza.
"Kami berhasil merekrut ribuan pejuang baru selama perang, merehabilitasi kemampuan penting, menyiapkan penyergapan, memproduksi bahan peledak dan peluru, serta mendaur ulang sisa-sisa musuh Israel," kata Abu Ubaida, juru bicara Brigade Qassam, dalam rekaman pidatonya dikutip dari 5pillarsuk.
“24 brigade kami, bersama dengan faksi-faksi perlawanan, bertempur selama sembilan bulan, dari Beit Hanoun paling utara hingga Rafah paling selatan,” tambahnya.
Tak hanya mengikrarkan kesiapan melawan Israel, Abu Ubaida juga menyindir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dikatakannya, Netanyahu berusaha menutupi kegagalan mencapai misi kemenangan total di Gaza.
"Telah menjadi jelas bagi Anda dan seluruh dunia bahwa kemenangan mutlak Netanyahu yang seharusnya merupakan kemenangannya dalam menyingkirkan para penentangnya dan mempertahankan kekuasaan dengan mengorbankan putra-putra Anda," tambahnya dalam sebuah pesan kepada publik Israel dan keluarga para prajurit.
Lebih dari 300 tentara Israel telah tewas dan ribuan lainnya terluka sejak 27 Oktober ketika invasi darat ke Gaza dilancarkan.
Pada tanggal 19 Juni, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan kepada Channel 13 News, tujuan memberantas kepemimpinan Gaza tidak dapat dicapai .
“Usaha menghancurkan Hamas, membuat Hamas menghilang — itu sama saja dengan melemparkan pasir ke mata publik. Hamas adalah sebuah ide, Hamas adalah sebuah partai. Itu berakar di hati rakyat — siapa pun yang berpikir kita dapat melenyapkan Hamas adalah salah.”
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina Hamas.
Baca juga: Bombardir Gunung Toura Lebanon, Israel Bantai Lebih dari 700 Ekor Kambing
Lebih dari 38.150 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 87.800 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terakhirnya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diinvasi pada tanggal 6 Mei.