TRIBUNNEWS.com - Media Israel melaporkan adanya perbedaan dan perpecahan dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ketegangan di internal pemerintahan Israel juga dilaporkan semakin meningkat.
"Hal ini mengungkapkan sejauh mana krisis internal yang dihadapi Israel, yang juga mengancam pemerintahan Netanyahu," lapor media Israel, dikutip Al Mayadeen.
Media Israel memberi contoh konflik internal yang sedang berlangsung, yakni saat Netanyahu menolak memenuhi permintaan pemimpon Otzma Yehudit dan Menteri Keamanan Publik, Itamar Ben-Gvir, yang ingin bergabung dengan Dewan Keamanan, Senin (8/7/2024).
Sebaliknya, Netanyahu justru menyarankan Ben-Gvir untuk menerima "pembaruan Dewan Keamanan", sebelum dibawa ke pemungutan suara di Kneseet.
Netanyahu mengatakan ia tidak akan memasukkan nama Ben-Gvir ke dalam daftar anggota Dewan Keamanan.
Menurut situs berita Israel, Walla, Netanyahu memberikan klarifikasi, Kabinet Perang tidak akan lagi beroperasi setelah dua anggotanya, Benny Gantz dan Gadi Eisenkot, mundur.
Klarifikasi ini disampaikan Netanyahu pada pemimpin partai Kekuatan Yahudi yang memegang enam dari 120 kursi di Knesset.
Sementara itu, sebuah sumber yang dekat dengan Netanyahu, mengatakan kepada Walla, "Bagaimanapun juga, kami tidak akan melibatkan Ben-Gvir ke dalam Dewan Keamanan karena dia tidak tahu bagaimana menjaga rahasia."
Pada 9 Juni 2024, Gantz dan Eisenkot mengumumkan pengunduran diri mereka dari Kabinet Perang.
Kabinet Perang kemudian dibubarkan, namun Netanyahu terus berkonsultasi terkait pelaksaan perang di forum yang lebih kecil, yang mencakup Menteri Keamanan, Yoav Gallant; Ketua Partai Shas dan Menteri Urusan Strategis, Aryeh Deri; Menteri Urusan Strategis, Ron Dermer; serta Ketua Dewan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi.
Baca juga: Pemilik Restoran di Vietnam Usir Keluarga Israel: Kami Hanya Menerima Manusia, Anjing, dan Kucing
Ben-Gvir: Netanyahu Mengabaikan Mitra Koalisinya
Sesaat setelah permintaannya bergabung dengan Dewan Keamanan ditolak, Ben-Gvir melayangkan kritikan terhadap Netanyahu, Senin.
Ben-Givr menyebut Netanyahu mengesampingkan mitra koalisinya.
Menurutnya, Netanyahu menjalankan "pemerintahan satu orang", sembari menambahkan "dia menyerah pada teror di setiap lini."