TRIBUNNEWS.COM – Di tengah berlangsungnya perang di Jalur Gaza, Maroko dilaporkan menandatangani kontrak dengan BUMN Israel bernama Israel Aerospace Industries (IAI) untuk membuat satelit mata-mata.
Dikabarkan satelit itu akan bernilai sekitar $1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun.
Dikutip dari Calcalist Tech, media Prancis bernama La Tribune melaporkan Israel dan Maroko sudah membuat kesepakatan pada akhir tahun kemarin dan sudah ditandatangani beberapa hari lalu.
Satelit IAI itu diperkirakan akan rampung dan dikirimkan ke Maroko lima tahun mendatang.
Nantinya satelit baru tersebut akan menggantikan dua satelit buatan Airbus punya Maroko, yakni Mohammed VI-A dan Mohammed VI-B.
Menurut La Tribune, Maroko ingin meningkatkan kemampuan militernya di udara, darat, dan laut.
Pada Selasa (9/7/2024), IAI melapor kepada Bursa Efek Tel Aviv bahwa ada kontrak yang ditandatangani dengan pihak yang tidak diungkapkan identitasnya.
IAI mengatakan kontrak itu berdurasi sekitar lima tahun. Adapun Bursa Efek Tel Aviv tidak menjelaskan rincian kontrak tersebut.
Narasumber bidang keamanan mengonfirmasi bahwa pengumuman dari IAI itu merujuk kepada kesepakatan besar perihal pengiriman satelit mata-mata.
Sementara itu, kepala IAI yang bernama Amir Peretz sudah terbang ke Maroko guna menandatangani kontrak yang masih dirahasiakan itu.
Maroko menjadi salah satu negara di Timur Tengah yang sudah resmi menormalisasi hubungan dengan Israel.
Baca juga: Warga Maroko Desak Pemerintah Melarang Lewat Kapal-kapal yang Dicurigai Angkut Senjata ke Israel
Sebelumnya, Maroko menjalin hubungan dengan Israel secara diam-diam.
Setelah normalisasi hubungan itu, IAI menjual sistem pertahanan udara Barak 8 seharga setengah militer dolar.
Narasumber bidang pertahanan berujar bahwa Peretz mendukung adanya kesepakatan penjualan Barat 8 dan satelit dengan Maroko.
IAI juga bergerak dalam bidang satelit intelijen dan komunikasi serta membuat dan mengembangkan rudalnya.
BUMN Israel itu bertanggung jawab atas pengembangan dan pembuatan satelit intelijen Ofek yang digunakan oleh sistem pertahanan Israel.
Ketika ditanya tentang kunjungan Peretz ke Maroko untuk menandatangani kontrak, IAI memilih bungkam.
“Perusahaan tidak berkomentar tentang laporan mengenai transaksi itu dan tindak menyediakan informasi tentang kunjungan yang dilakukan kepala perusahaan,” demikian pernyataan IAI.
Sebelumnya, pada akhir tahun lalu sudah beredar bahwa Maroko akan menggandeng perusahaan Israel untuk membuat satelit mata-mata.
“Menurut banyak narasumber, Maroko memilih perusahaan Israel, mungkin IAI, pada akhir musim panas untuk menyediakan satelit mata-mata baru, yang ditujukan untuk menggantikan satelit Mohammed VI-A yang diluncurkan tahun 2017,” kata La Tribune pada bulan Desember 2023.
Ketika laporan itu dirilis, Maroko belum mengonfirmasinya.
Adapun satelit sebelumnya dibuat oleh Thales Alenia Space dan Airbus yang berasal dari Prancis.
Baca juga: Ditolak Spanyol, Kapal Perang Israel Berlabuh di Maroko Sepulang dari AS, Rabat Dikutuk Warganya
Kontrak pembuatannya bernilai 500 juta euro dan ditandatangani tahun 2013.
Thales Alenia Space dan Airbus juga memproduksi satelit Mohammed VI-B yang diluncurkan ke orbit tahun 2018.
La Tribune menduga Maroko tak lagi memilih perusahaan Prancis karena hubungan kedua negara itu sedang retak. Sebagai gantinya, Maroko memilih perusahaan Israel.
“Kesuksesan industrialis Prancis dalam ekspor masih bergantung pada hubungan bilateral yang dibuat oleh Prancis dan presidennya dengan negara-negara yang mengeluarkan penawaran.
Pada bulan Maret 2023, Menteri Industri dan Perdagangan Maroko Ryad Mezzour dan Peretz menandatangani memo kesepahaman dalam bidang aeronautika.
Menurut La Tribune, sejak saat itu perundingan antara Maroko dan IAI tentang satelit baru telah dimulai.
Mezzour berkata kesepakatan dengan IAI akan memberi Maroko peralatan keamanan berteknologi tinggi dari Israel.
“Israel dan Maroko saat ini memulai tahap baru kerja sama strategi dan ekonomi,” kata Mezzour tanggal 23 Maret lalu.
Maroko juga menandatangani kontrak dengan IAI senilai $500 untuk pengiriman sistem pertahanan udara Barak-MX.
Di samping itu, Maroko memiliki pesawat nirawak Heron yang diproduksi oleh IAI.
(Tribunnews/Febri)