Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tim pasukan khusus Jepang (SAT = Special Assault Team) khususnya polisi Osaka sempat menangkap tersangka pengakses ilegal transfer bank menggunakan ID orang lain, berkat kerjasama dnegan kepolisian Indonesia.
"Tahun lalu kepolisian Osaka Jepang berhasil menangkap tersangka pengakses ilegal transfer berkat bantuan kepolisian Indonesia," ungkap sumber Tribunnews.com Rabu (10/7/2024).
Selasa (9/7/2024) Divisi Investigasi Khusus Cyber dari Badan Kepolisian Nasional (Divisi Khusus SAT juga) dan Markas Besar Investigasi Bersama Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo menangkap Yohei Yano (44), seorang tersangka pengangguran, karena dicurigai melanggar Undang-Undang Larangan Akses Tidak Sah.
Yano secara ilegal masuk ke akun perbankan Internet orang lain.
Dia adalah pemimpin kelompok pengiriman uang palsu, dan jumlah total kerugian yang disebabkan oleh kelompok tersebut diperkirakan lebih dari 120 juta yen antara musim panas dua tahun lalu sampai dengan musim semi 2023.
Baca juga: Kao Minta Pengadilan Jepang Hentikan Penjualan Masker Mata Buatan Iris Ohyama
Hal ini adalah pertama kalinya tim khusus SAT menemukan tersangka di Jepang sejak organisasi pendahulunya didirikan pada April 2022.
Menurut Departemen Khusus Kepolisian Jepang itu, Yano dan yang lainnya adalah kelompok pengiriman uang palsu yang terdiri dari setidaknya 10 orang.
Dia menggunakan ponsel yang dibajak dari orang lain untuk menyamar sebagai dirinya dan berulang kali mentransfer uang secara ilegal dari akun perbankan online-nya yang terdaftar.
Konon Yano menginstruksikan masing-masing pelaku untuk memalsukan SIM, membuat akun aset kripto atas nama orang lain, dan membajak ponsel orang lain.
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo dan lembaga lainnya telah menemukan sembilan pelaku pada Maret tahun ini.
Diyakini bahwa mereka bertemu melalui perekrutan pekerjaan paruh waktu gelap di situs pertukaran (yami baito), dan dicurigai sebagai "kelompok kejahatan anonim dan cair biasa dijuluki kelompok Tokuryu.
Departemen Urusan Khusus SAT tersebut dan lainnya mengidentifikasi keterlibatan Yano saat menganalisis catatan komunikasi perangkat elektronik dan peralatan lain yang disita setelah mengungkap pelaku.
Tuduhan penangkapan adalah bahwa ia bersekongkol dengan pria lain yang didakwa dengan kejahatan yang sama. Kemudian juga secara ilegal mengakses rekening perbankan online orang lain sejak Januari 2023 dengan memasukkan ID dan kata sandi milik orang lain.