TRIBUNNEWS.COM - Israel kembali melancarkan serangan brutal dengan menargetkan kamp-kamp pengungsi di Al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis pada Sabtu (13/4/2024).
Seorang wartawan Al Jazeera melaporkan, Israel menyerang kamp-kamp pengungsi menggunakan lima bom dan lima rudal.
“Pembantaian baru yang dilakukan oleh militer Israel menggunakan lima bom dan lima rudal," katanya.
Pembantaian brutal tentara Israel di Al-Mawasi ini menewaskan lebih dari 71 warga Palestina.
Selain itu, korban luka akibat serangan pesawat tempur Israel ini mencapai 289 orang.
Kantor Informasi Pemerintah di Gaza telah mengonfirmasi upaya berkelanjutan oleh tim bantuan untuk menyelamatkan banyak korban dari lokasi serangan.
Saat ini, korban luka dibawa ke rumah sakit Nasser dan Kuwait.
Mengetahui serangan brutal yang kembali dilakukan IDF, Hamas menilai Israel tidak serius dalam mencapai kesepakatan.
"Serangan terhadap Khan Yunis menunjukkan bahwa Tel Aviv tidak tertarik mencapai kesepakatan," kata seorang pejabat Hamas, dikutip dari Roya News.
Pejabat itu juga menggambarkan para korban di Mawasi Khan Yunis sebagai warga sipil, dan menyebut serangan itu sebagai eskalasi yang berbahaya.
Hamas Bantah Klaim Israel yang Targetkan Pemimpin Mereka
Israel mengklaim serangan mereka di wilayah Al-Mawasi adalah untuk menargetkan pemimpin Hamas.
Baca juga: IDF Makin Brutal, Bantai Lebih dari 71 Warga di Kamp Pengungsi Al-Mawasi
Namun klaim tersebut langsung dibantah oleh Hamas.
Menurut Hamas, ini bukan pertama kalinya Israel mengklaim menargetkan pemimpin mereka.
Sayangnya, berulang kali klaim tersebut adalah sesuatu yang tidak benar.
"Tuduhan Israel tentang penargetan para pemimpin adalah salah dan ini bukan pertama kalinya Israel mengklaim menargetkan para pemimpin Palestina, di mana kebohongan mereka kemudian terbukti salah," tegas Hamas.
Hamas menegaskan bahwa klaim Israel adalah tuduhan palsu.
"Tuduhan palsu ini hanyalah cara untuk menutupi skala besar pembantaian yang mengerikan itu," jelas Hamas, dikutip dari Al Jazeera.
Pembantaian di Al-Mawasi ini merupakan pengabaian hukum Internasional yang kembali dilakukan oleh Israel yang didukung AS.
"Pengabaian terus-menerus terhadap hukum dan perjanjian internasional, dan pelanggaran yang meluas terhadap warga sipil yang tak berdaya, tidak akan pernah terjadi tanpa dukungan yang diberikan oleh pemerintah Amerika kepada pemerintah ekstremis Zionis," terang Hamas.
Tuduhan ini terus dilakukan untuk menutupi kejahatan AS.
"Ini menutupi kejahatan mereka, dan menyediakan mereka dengan segala cara dukungan politik dan militer, dan melumpuhkan tangan keadilan internasional dari menjalankan perannya terhadap kejahatan ini, yang menjadikan pemerintah AS sebagai mitra penuh Israel," kata mereka.
Sebagai informasi, Al-Mawasi dulunya merupakan tempat yang sangat indah di pesisir Jalur Gaza yang padat penduduk.
Al-Mawasi membentang sekitar 12 km antara Khan Younis dan Rafah.
Tempat ini merupakan salah satu daerah pantai yang paling indah di Gaza.
Namun sayangnya, al-Mawasi yang dulunya tenang saat ini berubah akibat serangan Israel.
Daerah al-Mawasi telah berulang kali menjadi sasaran militer Israel.
Pada akhir bulan Mei 2024, serangan Israel di Al Mawasi menewaskan 21 warga Palestina.
Pada tanggal 21 Juni, IDF kembali menyerang al-Mawasi yang menewaskan sedikitnya 25 warga Palestina dan melukai 50 lainnya.
Saat ini, korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 38.443 warga Palestina dan korban luka mencapai 88.481 orang.
Sebagian besar wilayah Gaza hancur setelah sembilan bulan genosida Israel di Gaza.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Al-Mawasi, Hamas dan Konflik Palestina vs Israel