Seorang saksi mata bernama Greg, mengaku sempat melihat seorang pria bersenjata merangkak di atap sebuah gedung beberapa menit sebelum tembakan dilepaskan.
Hanya saja, menurutnya, laporan itu tidak segera direspons.
Greg mengatakan kepada BBC, bahwa pria tersebut bersenjatakan senapan dan merangkak di atas sebuah gedung di luar acara tersebut.
Greg mengeklaim dirinya melihat pria bersenjata itu sekitar lima menit setelah Trump mulai berpidato.
"Kami melihat pria itu merangkak naik ke atap gedung di samping kami, 50 kaki jauhnya dari kami," katanya.
"Dia membawa senapan, kami dapat melihat dengan jelas sebuah senapan. Kami menunjuk ke arahnya, polisi di bawah sana lalu berlarian. Kami seperti mengatakan, 'Hei kawan, ada seorang pria di atap dengan senapan', dan polisi tidak tahu apa yang sedang terjadi," jelasnya.
4. FBI Ambil Alih Kasus Penembakan
Buntut kasus penembakan Mantan Presiden AS Donald Trump, pihak keamanan Amerika Serikat melakukan penyelidikan mendalam.
Bukan lagi polisi, Biro Investigasi Federal atau FBI yang bakal menangani langsung insiden Donald Trump ditembak.
FBI akan menelusuri sosok pelaku penembakan berikut motifnya dengan dugaan percobaan pembunuhan terhadap calon presiden pesaing Joe Biden pada Pilpres AS.
Diberitakan ABC, FBI mengatakan akan memimpin penyelidikan atas penembakan tersebut.
"FBI telah mengambil alih peran sebagai lembaga penegak hukum federal utama dalam penyelidikan insiden yang melibatkan mantan Presiden Donald Trump yang terjadi hari ini di Butler, Pennsylvania," kata FBI dalam sebuah pernyataan.
5. Pengamanan dipertanyakan
Insiden ini menimbulkan banyak pertanyaan, bagaimana hal tersebut bisa terjadi di tengah penjagaan ketat Secret Service, satuan elite AS yang jika di Indonesia mirip dengan Paspampres.