TRIBUNNEWS.COM -- Vladimir Putin menjadi orang yang paling dibenci oleh Ukraina karena invasi di negeri itu.
Karenanya militer Kiev terus berusaha untuk melenyapkan pemimpin Rusia itu dengan segala cara.
"Ada (usaha untuk membunuh Putin), tetapi seperti yang Anda lihat, sejauh ini upaya tersebut tidak berhasil," kata Kyrylo Budanov, Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina dikutip dari Ukrainska Pravda.
Baca juga: Presiden Terpilih Iran Pezeshkian: China dan Rusia Dukung Kami, AS Harus Ambil Pelajaran Masa Lalu
Namun Budanov tidak mengungkap upaya-upaya yang gagal tersebut.
Selain dibenci oleh Ukraina, Budanov juga mengatakan bahwa Putin tidak disukai pada lingkarannya, karena tidak mau berkompromi.
Putin telah berkuasa selama lebih dari 20 tahun, jadi perasaannya akan sangat mirip, dan sekarang orang-orang Rusia takut kehilangan dia karena dia adalah penjamin stabilitas dalam hidup mereka.
Budanov juga yakin bahwa Rusia akan mencoba menyerang wilayah Ukraina dari utara dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyatakan Moskow telah menyadari kalau Putin telah menjadi sasaran pembunuhan dari rezim "Kiev".
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-871: Kherson Dilanda Penembakan Besar-besaran, Rusia Targetkan Dnipro
Menurut Peskov, Moskow telah menyadari ancaman tersebut dan mengambil tindakan yang sesuai, kata Peskov.
“Semua ancaman yang datang dari rezim Kiev sudah jelas. Oleh karena itu, keamanan presiden dibangun pada tingkat yang tepat,” kata Peskov kepada Rusia Life pada hari Sabtu.
Ia menyebutkan bahwa karena aktivitasnya, Budanov telah masuk list orang yang dicari oleh militer Rusia. Budanov dianggap sebagai ekstrimis dan teroris.
Russia Today menulis di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, beberapa media Barat melaporkan upaya pembunuhan terhadap Putin, yang dikaitkan dengan Kiev.
Pada bulan September 2022, tabloid Inggris The Sun melaporkan ledakan di dekat iring-iringan mobil presiden Rusia, sementara, pada awal tahun 2023, beberapa media Jerman mengklaim bahwa presiden tersebut tidak berhasil diserang oleh pesawat tak berawak.
Pada saat itu, Kremlin menganggap laporan-laporan tersebut sebagai sensasionalisme kosong dan tidak ada apa pun di baliknya.