Perbandingan Angka Petempur Hamas vs Tentara Israel 1:20, Pakar Militer: Bukan Soal Jumlah, IDF Gak Bisa Perang
TRIBUNNEWS.COM - Pakar militer dan ahli strategi dari Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, mengatakan kerugian yang diderita tentara pendudukan Israel (IDF) di Jalur Gaza membuktikan ketidakmampuan mereka untuk berperang dalam model peperangan perkotaan (urban warfare).
Al-Duwairi menekankan, dalam Perang Gaza, masalahnya bukan pada jumlah pasukan melainkan kemampuan tempur, dilansir Khaberni.
Baca juga: Rentetan Roket Sasar Sderot, Media Israel: Hamas Punya Rudal Jarak Jauh yang Jangkau Tel Aviv
Komentar Al-Duwairi muncul sebagai tanggapan atas pernyataan yang diatribusikan oleh Channel 13 Israel kepada tentara Israel, yang menyatakan, “Perang di Gaza menunjukkan perlunya pasukan dalam jumlah besar, dan bahwa skala kerugian serta kebutuhan untuk membangun kekuatan memerlukan kekuatan yang besar dengan meningkatkan jumlah pasukan reguler dan cadangan.”
Dalam analisisnya mengenai situasi militer di Gaza, pakar militer tersebut mengindikasikan, dia tidak setuju dengan apa yang dikatakan tentara Israel kalau jumlah pasukan IDF kurang dalam operasi militer di Gaza.
"Itu karena mereka adalah “tentara gagal yang tidak memenuhi syarat untuk berperang (khusunya perang kota),” ujar Al-Duwairi.
Dia sekali lagi menekankan kalau masalahnya terletak pada kualifikasi tentara dan bukan jumlahnya.
Baca juga: Tentara Israel Cabut Pernyataan Sudah Lenyapkan Muhammad Al-Deif: 4 Bulan di Khan Yunis Cuma Zonk
Perbandingan Jumlah Pasukan 1:20
Dia menunjukkan, tentara pendudukan memperkirakan jumlah anggota Brigade Al-Qassam – sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) – berjumlah 30.000 di Jalur Gaza.
Sementara, jumlah tentara Israel diperkirakan mencapai 165.000 tentara reguler tentara dan 435.000 cadangan.
Belum lagi IDF memberlakukan aturan penambahan masa tugas pasukan reserve dari 32 bulan menjadi 36 bulan.
Secara akumulasi, IDF yang bertugas di Jalur Gaza berjumlah 600 ribu prajurit.
Itu artinya perbandingan antara petempur Hamas dan prajurit IDF di Jalur Gaza adalah 1 banding 20.
Baca juga: Divisi David, 40 Ribu Prajurit Baru Tentara Israel Buat Perang Multi-Front di Tengah Krisis Personel
Keunggulan jumlah tersebut, kata Al-Duwairi, tidak bisa dimanfaatkan pasukan IDF untuk menumpas Hamas secara cepat lantaran kualifikasi tempur mereka tidak memadai dalam menghadapi metode pertempuran petempur Hamas.
“IDF ini adalah tentara yang gagal dan memerlukan rehabilitasi dalam peperangan perkotaan dan perang asimetris,” katanya.
Dia mendasarkan hal ini pada fakta bahwa jumlah tentara Israel melebihi 600,000 tentara (reguler dan cadangan), “dan mereka tidak dapat melawan 30,000 Al Qassam ( menurut perkiraan Israel) selama satu tahun perang.”
Dalam konteks terkait, Al-Duwairi meremehkan perekrutan sejumlah Haredim ke dalam tentara Israel dalam format wajib militer.
Dia menganggap Wajib Militer bagi Kaum Yahudi Ultraortodoks itu sebagai aksi polesan demi citra adanya keadilan bagi semua lapisan di masyarakat israel.
Menurut Channel 13 Israel, tentara Israel bermaksud merekrut 4.800 orang Yahudi Haredi tahun ini, karena diyakini bahwa kehadiran batalion Haredi di tentara akan menggantikan kebutuhan untuk menyediakan 10 batalyon cadangan setiap tahunnya.
(oln/khbrn/*)