Penunjukan menteri pro Israel tersebut dipuji oleh para pendukung Israel, terutama mereka yang berhaluan kanan karena dianggap sebagai “tim impian” bagi Amerika Serikat dan negara Yahudi tersebut.
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Para pemimpin Muslim Amerika Serikat (AS) yang mendukung Donald Trump di Pilpres 2024 mulai angkat bicara.
Mereka protes soal pilihan menteri dan pejabat lainnya yang akan duduk di kabinet pemerintahan Donald Trump.
"Trump menang karena kami dan kami tidak senang dengan pilihan menteri luar negeri dan pejabat yang lainnya," kata Rabiul Chowdhury, seorang investor Philadelphia yang mengepalai kampanye Abandon Harris di Pennsylvania dan ikut mendirikan Muslims for Trump seperti dikutip dari Reuters pada Minggu (17/11/2024).
Dukungan dari pemilih Muslim untuk Trump membantunya memenangkan pemilihan di Michigan dan mungkin menjadi faktor dalam kemenangan negara bagian, menurut para ahli strategi.
Seperti diketahui Donald Trump memilih senator dari Partai Republik Marco Rubio untuk jabatan Menteri Luar Negeri.
Padahal Marco Rubio selama ini dikenal sebagai pendukung setia Israel.
Awal tahun ini, Rubio mengatakan dia tidak akan menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Dia yakin Israel harus menghancurkan "setiap elemen" Hamas.
"Orang-orang ini adalah binatang buas," tambahnya.
Baca juga: Donald Trump Tunjuk Marco Rubio Jadi Menlu AS: Dikenal Keras ke China dan Iran, Bagaimana Elon Musk?
Trump juga mencalonkan Mike Huckabee, mantan gubernur Arkansas dan konservatif pro-Israel yang mendukung pendudukan Israel di Tepi Barat sebagai duta besar untuk Israel.
Dia telah memilih Perwakilan Republik Elise Stefanik, yang menyebut PBB sebagai "kolam antisemitisme" atas kutukannya terhadap kematian di Gaza, untuk menjabat sebagai duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Itu menurut kanselir Austria, Karl Nehammer, yang mengatakan negaranya siap dengan pasokan alternatif.
Rexhinaldo Nazarko, direktur eksekutif American Muslim Engagement and Empowerment Network (AMEEN), mengatakan para pemilih Muslim berharap Trump akan memilih pejabat kabinet yang bekerja untuk perdamaian, dan tidak ada tanda-tanda itu.