TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasir Zadeh, tiba di ibu kota Suriah, Damaskus, pada hari Sabtu untuk memimpin delegasi keamanan tingkat tinggi.
Kunjungan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan akibat serangan Israel yang terus berlanjut di wilayah Suriah.
Delegasi Iran akan membahas perkembangan terkini di kawasan serta memperkuat koordinasi dan kerja sama antara Iran dan Suriah.
Menurut laporan kantor berita resmi Suriah, SANA, Zadeh menyatakan, "Kami siap memberikan segala cara untuk mendukung sahabat Suriah." Ia menekankan bahwa Suriah memiliki posisi strategis dalam kebijakan luar negeri Iran dan kunjungan ini dilakukan atas undangan mitranya dari Suriah.
Kunjungan ini terjadi di tengah serangan Israel yang berulang kali menargetkan kepentingan yang berafiliasi dengan Hizbullah Lebanon dan Iran, serta pihak militer rezim Suriah.
Pada hari yang sama, Iran mengutuk serangan Israel yang menewaskan 15 warga Suriah di kota Mazzeh dan Qudsaya, pinggiran Damaskus.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyebut tindakan tersebut sebagai "agresi yang terang-terangan" dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Iran mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil tindakan terhadap agresi Israel dan meminta pertanggungjawaban negara tersebut.
Situasi di Jalur Gaza
Sementara itu, situasi di Jalur Gaza juga semakin memprihatinkan.
Sejak serangan Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah kematian warga Palestina telah meningkat menjadi lebih dari 43.799 jiwa, dengan lebih dari 103.601 lainnya terluka.
Di sisi lain, 1.147 kematian dilaporkan di wilayah Israel.
Serangan ini dipicu oleh Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan oleh Hamas sebagai respons terhadap pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa.
Kunjungan Menteri Pertahanan Iran ke Suriah menunjukkan komitmen Tehran dalam mendukung Damaskus di tengah situasi yang semakin kompleks di kawasan Timur Tengah.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).