TRIBUNNEWS.COM - Investigasi terkait kasus penembakan terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump, saat berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024), masih terus dilakukan.
Adapun hasil investigasi terbaru menyebutkan penembakan bisa dicegah enam menit sebelum pelaku, Thomas Matthew Crooks (20), melepaskan pelurunya ke arah Trump.
Dikutip dari ABC News, kronologi lengkap sudah teridentifikasi dari sebelum hingga sesudah penembakan terjadi.
Berdasarkan garis waktu atau timeline, pada Sabtu pukul 17.10 waktu setempat, anggota tim SWAT lokal dari Beaver County, Pennsylvania, yang berjumlah delapan orang sebenarnya sudah melihat sosok Crooks satu jam sebelum penembakan terhadap Trump terjadi.
Tim SWAT yang seluruhnya penembak jitu itu telah berada di posisi masing-masing sejak pukul 10.30 pagi.
Lalu, empat menit kemudian atau pukul 17.14, seorang anggota tim penembak jitu memotret Crooks.
Dalam foto itu, tampak anggota tim tersebut memotret Crooks dari atas pelaku.
Lalu, Crooks juga tampak mengeluarkan ponsel miliknya sebelum melakukan penembakan.
Selanjutnya, pada pukul 17.28, anggota tim penembak jitu memotret sepeda dan tas yang diduga milik Crooks.
Empat menit kemudian atau pukul 17.32, seorang penembak jitu melihat Crooks tengah membaca artikel berita di ponselnya dan menyadari ia memiliki alat pengintai.
Lantas, penembak jitu itu menganggap Crooks melakukan tindakan mencurigakan dan memberitahu anggota lainnya lewat pesan teks grup.
Baca juga: Postingan Mengerikan Penembak Donald Trump di Medsos Sebelum Serangan 13 Juli
Kemudian pada pukul 17.41, penembak jitu diperintahkan untuk bersiaga dan mengawasi tindak tanduk Crooks yang sudah berada di atap sebuah gedung.
Namun, sekitar pukul 18.05, Crooks justru berjalan ke arah sebuah meja piknik sembari membawa tas ransel.
Di saat yang sama, Trump berjalan menuju podium.
Pada pukul 18.06, penembak jitu yang pertama kali melihat Crooks meninggalkan posisinya dan pergi menemui petugas patroli untuk memberitahu mereka, pelaku berada di sekitar gedung di sisi pasar malam.
Pada momen ini lah, sebenarnya para petugas yang berjaga bisa menangkap Crooks karena sudah melakukan aktivitas yang dianggap bisa membahayakan Trump.
Nyatanya, enam menit kemudian atau pukul 18.12, tembakan terdengar.
Aparat pun langsung naik ke atap dan memastikan tersangka tewas pada pukul 18.32.
Ketika jasad Crooks digeledah, polisi menemukan ponsel dan perangkat pemancar.
Terkait rangkaian peristiwa ini, belum diketahui siapa yang menerima informasi dari salah satu penembak jitu soal aktivitas mencurigakan Crooks.
Baca juga: Putin Dapat Angin Segar Dari Donald Trump Jika Terpilih Jadi Presiden AS
Padahal, jika informasi tersebut diteruskan ke Secret Service atau Dinas Rahasia AS, maka bisa saja untuk menunda naiknya Trump ke podium untuk melakukan langkah-langkah keamanan tambahan.
Sebagai informasi, penembakan ini mengakibatkan Trump mengalami luka di bagian telinga kanan.
Namun, peristiwa ini menyebabkan seorang pemadam kebakaran bernama Corey Comperatore, tewas.
Dikutip dari CNN, dia tewas ketika berusaha melindungi keluarganya dari tembakan yang dilepaskan oleh Crooks saat kampanye Trump.
Informasi ini disampaikan oleh Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro.
"Saya baru saja berbicara dengan istri Corey dan dua anak perempuan Corey. Dia adalah seorang ayah yang memiliki anak perempuan."
"Corey adalah seorang petugas pemadam kebakaran dan pergi ke gereja setiap hari Minggu. Dia mencintai keluarga dan komunitasnya," kata Shapiro, Minggu (14/7/2024) waktu setempat.
Shapiro juga menuturkan Corey adalah pendukung dari Donald Trump.
"Corey adalah pendukung setia mantan presiden dan sangat senang berada di sana semalam bersamanya di komunitas," ujarnya.
Shapiro pun telah meminta kepada seluruh masyarakat Pennsylvania untuk mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati dan mengenang Corey.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Donald Trump Ditembak