News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Dua Menteri Senior Israel Menolak Perintah Menyerang Yaman dalam "Operasi Lengan Terentang"

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO FILE: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) bersama para menterinya.

Dua Menteri Senior Israel Menolak Perintah Menyerang Yaman dalam "Operasi Lengan Terentang"

TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL -  Dua menteri senior Isael memboikot pemungutan suara untuk menyetujui serangan militer Yaman.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Kehakiman Yariv Levin menolak serangan Israel di Yaman pada Sabtu (20/7/2024) karena dianggap sebagai serangan yang tergesa-gesa.

Hampir seluruh menteri di kabinet keamanan Israel menyetujui operasi tersebut pada pertemuan yang dimulai sekitar pukul 2.30 siang pada Sabtu, demikian Channel 12 melaporkan.

Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi memerintahkan untuk tidak membahas pertemuan tersebut.

Pertemuan berlangsung selama empat jam.

Serangan itu dilakukan saat para menteri sedang berkumpul mengadakan rapat.

Namun, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Kehakiman Yariv Levin tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara untuk menyerang Yaman.

Menurut media berita Walla, Smotrich menolak untuk berpartisipasi karena informasi penting dikirim dari lembaga pertahanan ke Knesset setelah serangan sudah berlangsung.

"Saya meminta untuk tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara karena rincian yang memungkinkan kami untuk mengambil keputusan tidak dikirimkan ke kabinet," tulis Smotrich menjelaskan keputusannya.

"Dan masalah tersebut muncul untuk pemungutan suara setelah kejadian sebagai stempel karet, dan saya katakan saya percaya pada keputusan perdana menteri," ujarnya.

Baca juga: Atlet Israel di Olimpiade Paris Diancam Dibunuh, Agen Kontraspionase Shin Bet Israel Diturunkan

Smotrich juga menulis bahwa meskipun ia mendukung pemogokan tersebut “pada saat yang sama kita bisa dan harus berbuat lebih banyak.”

Levin memboikot pemungutan suara karena alasan yang sama, demikian laporan berita Channel 12.

Pada Sabtu pagi, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengadakan pertemuan dengan pejabat senior militer, yang mana serangan tersebut disetujui.

Dinamakan “Operasi Lengan Terentang"

Sedikitnya tiga orang tewas dalam serangan Israel di pelabuhan Hudaydah, Yaman, di Laut Merah, kata televisi Al Hadath .

Menurut laporan, puluhan orang terluka dalam serangan udara tersebut.

Informasi tidak resmi yang diperoleh dari sumber medis di Hudaydah menyebutkan bahwa sekitar 80 orang terluka.

Menurut Al Masirah, Angkatan Udara Israel menargetkan tangki-tangki minyak di pelabuhan tersebut serta pembangkit listrik di kota tersebut.

Selain itu, serangan udara tersebut menargetkan gedung polisi militer di bagian utara Hudaydah.

Kebakaran hebat terjadi di pelabuhan tersebut yang hingga saat ini masih belum padam.

Televisi Al Hadath melaporkan bahwa sedikitnya 12 pesawat tempur Israel, termasuk jet tempur F-35, ikut serta dalam serangan itu.

Angkatan Udara Israel menyerang pelabuhan Hodeida sehari setelah pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran itu menyerang Tel Aviv, menewaskan seorang pria Israel .

Rencana serangan Israel di Yaman telah disusun sebelumnya dan dilaksanakan setelah serangan Houthi pada Jumat pagi, menurut laporan Channel 12.

Laporan tersebut mencatat bahwa kabinet keamanan harus menyetujui tindakan yang berpotensi menyebabkan perang.

Dikatakan bahwa dalam kasus ini "tentu saja ada kemungkinan tanggapan yang signifikan."

Jaringan tersebut juga mengatakan bahwa Jaksa Agung Gali Baharav-Miara bersikeras agar kabinet keamanan bersidang untuk menyetujui serangan tersebut.

Sangat tidak biasa bagi rapat kabinet untuk diadakan pada hari Sabat.

Operasi tersebut dirahasikan militer hingga Sabtu malam.

Israel memberi tahu Amerika Serikat sebelum serangan itu, kata Channel 12, dan juga sekutu-sekutu lainnya  “mungkin” termasuk Mesir dan negara-negara lain di kawasan agar tidak terkejut.

Serangan itu menandai pertama kalinya Pasukan Pertahanan Israel melakukan serangan di Yaman.

Serangan itu diberi nama oleh militer sebagai “Operasi Lengan Terentang.”

Serangan IAF terhadap pelabuhan tersebut ditujukan untuk mencegah Houthi mengimpor senjata Iran, sekaligus menimbulkan kerugian finansial bagi pemberontak yang didukung Iran.

Menurut militer Israel, pelabuhan tersebut telah digunakan berulang kali untuk mendatangkan senjata dari Iran dan oleh karena itu Israel melihatnya sebagai target militer yang sah.

Setidaknya selusin pesawat IAF, termasuk jet tempur siluman F-35, pesawat tempur F-15, pesawat pengintai dan pesawat pengisian bahan bakar terlibat dalam serangan itu karena targetnya berada sekitar 1.800 kilometer (1.100 mil) dari Israel.

Sumber: The Times of Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini