News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Bagaimana Drone Houthi Bisa Capai Israel, Tempuh 2.600 Km, Lewati Sudan-Mesir, dan Kagetkan Israel?

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kanan) puing-puing yang diduga berasal dari drone Shahed buatan Iran yang digunakan Houthi untuk menyeserang Israel.

Kesuksesan itu mengharumkan nama Houthi, tidak hanya di Yaman, tetapi juga di Asia Barat.

Menurut Al-Marashi yang menjadi associate professor di California State University San Marcos, keputusan Israel untuk melancarkan serangan balasan yang menargetkan infrastruktur sipil adalah tanda bahwa ketegangan di kawasan Laut Merah bisa memuncak hingga menjadi perang besar.

Sementara itu, saat Houthi bisa merayakan keberhasilannya, Amerika Serikat (AS) justru didera kegagalan besar.

Operasi militer AS dan negara Barat lainnya dalam melawan Houthi belum membuahkan hasil besar.

Bahkan, operasi itu menelan biaya yang amat besar. Sebagai contoh, sejak Januari 2024 AS meluncurkan banyak rudal yang biayanya masing-masing mencapai $1 juta hingga $4,3 juta.

Tingginya biaya itu membuat Jack Reed, salah satu senator AS, menegur Biden pada bulan yang sama.

Hingga saat ini AS dilaporkan sudah kehilangan setidaknya tiga pesawat nirawak jenis Reaper yang harganya masing-masing mencapai $30 juta atau hampir setengah triliun rupiah.

Sementara itu, Biden sendiri mengakui bahwa serangan terhadap Houthi tidak membuahkan hasil. Akan tetapi, dia menolak menghentikan operasi itu.

Dia juga menolak untuk menggunakan cara yang paling efektif untuk menghentikan Houthi, yakni menekan Israel agar mengakhiri perang di Gaza.

Houthi sudah berulang kali menegaskan baru akan berhenti menyerang jika gencatan senjata di Gaza terwujud.

Namun, kata Al-Marashi, AS justru mengizinkan Israel melanjutkan kejahatan di Gaza. Pakar itu menyebut Biden akan tercatat dalam sejarah sebagai Presiden AS yang menimbulkan salah satu krisis terparah di Timur Tengah.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini