TRIBUNNEWS.COM - Anggota Parlemen Demokrat dan Republik meminta Direktur Secret Service AS untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Tuntutan ini diajukan menyusul pengakuan Direktur Secret Service yang gagal dalam melindungi Donald Trump dalam percobaan pembunuhan saat kampanye 13 Juli 2024 di Butler County, Pennsylvania.
Kimberly Cheatle mengaku dirinya lalai dan meminta maaf atas kesalahannya.
Ia berjanji akan bertanggung jawab atas kelalaiannya.
"Kami gagal. Sebagai direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat, saya bertanggung jawab penuh atas setiap kelalaian keamanan," kata Direktur Kimberly Cheatle, dikutip dari Al Jazeera.
Menurut Cheatle, ini adalah kegagalan paling fatal di Secret Service.
“Percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump pada 13 Juli adalah kegagalan operasional paling signifikan di Secret Service dalam beberapa dekade,” kata Cheatle.
Atas kelalaiannya, Cheatle berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya dan memastikan kemanan Trump.
“Jelas ada kesalahan dan kami akan melakukan segala upaya untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi,” katanya.
Sementara itu, para anggota parlemen mengajukan tuntutan ini selama dan setelah sidang Komite Pengawas DPR yang menegangkan pada hari Senin (22/7/2024).
Dalam sidang ini, Cheatle diberikan pertanyaan terkait persiapan keamanan lembaganya menjelang unjuk rasa tanggal 13 Juli di Butler, Pennsylvania.
Selama menjawab pertanyaan, Cheatle mendapat ejekan dari para legislator.
Baca juga: Direktur Secret Service Akui Gagal Lindungi Trump, Minta Maaf atas Kelalaiannya
Menurut para legislator, Cheatle memberikan jawaban yang tidak sesuai.
Sidang digelar hampir enam jam dan banyak pertanyaan terus diajukan.
Setelah sidang digelar, tokoh ternama dari Partai Republik dan Demokrat di komite tersebut yaitu James Comer dan Jamie Raskin mengirim surat kepada Cheatle.
Dalam surat tersebut, mereka meminta Cheatle segera mengundurkan diri dari jabatannya.
Mereka menuduh Cheatle tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
"Di tengah pemilihan presiden, Komite dan rakyat Amerika menuntut akuntabilitas dan transparansi kelembagaan yang serius yang tidak Anda berikan," kata surat itu, dikutip dari BBC.
Surat itu juga menjelaskan bahwa dengan Cheatle mengundurkan diri, maka kejadian ini tidak lagi terulang.
"Kami meminta Anda untuk mengundurkan diri sebagai Direktur sebagai langkah pertama agar pimpinan baru dapat segera mengatasi krisis ini dan membangun kembali kepercayaan Kongres dan rakyat Amerika yang benar-benar peduli," dalam surat itu.
Namun Cheatle menepis seruan tersebut.
Dengan penuh percaya diri, Cheatle mengaku dirinya adalah satu-satunya pemimpin terbaik untuk Secret Service.
"Saya adalah orang terbaik untuk memimpin Secret Service saat ini," kata Cheatle.
Legislator Kecewa dengan Jawaban Cheatle
Dalam persidangan, Cheatle menjawab pertanyaan secara langsung.
Namun ada beberapa pertanyaan yang tidak dijawab oleh Cheatle.
"Anda diminta memberikan jawaban, tetapi, Bu, Anda tidak melakukannya," kata Ketua Komite Pengawas, Comer.
Tindakan Cheatle ini membuat para legislator kecewa.
"Rakyat Amerika punya pertanyaan, dan mereka berhak mendapat jawaban," tambahnya.
Sidang tersebut berubah menjadi amukan.
Anggota parlemen menggunakan kata-kata makian, meneriaki saksi, dan mempertanyakan kejujuran dan kompetensi direktur.
"Saya muak dengan kinerja Anda," kata anggota kongres Florida Anna Paulina Luna.
Jawaban-jawaban Ibu Cheatle tampaknya terus-menerus memicu kemarahan para anggota parlemen di komite tersebut.
"Sepertinya Anda tidak akan menjawab beberapa pertanyaan mendasar," kata seorang sekutu Trump dari Partai Republik di Ohio, Jim Jordan.
Sepanjang persidangan, beberapa perwakilan marah, memutar mata, atau bergumam keras sebagai tanggapan terhadap komentar Cheatle.
Sebagai informasi, upaya pembunuhan terhadap mantan presiden AS Donald Trump saat ia berkampanye di Butler County, Pennsylvania beberapa bulan menjelang pemilihan presiden pada Sabtu (13/7/2024).
Insiden ini terjadi tepatnya ketika Trump berbicara tentang lonjakan imigrasi saat pidato.
Kemudian rentetan tembakan terdengar dengan cepat, dikutip dari Al Jazeera.
Penembakan tersebut menyebabkan Trump terluka pada telinga kanannya.
Sementara 3 orang yang berada di lokasi juga menjadi korban penembakan, 1 di antaranya tewas dan 2 lainnya mengalami luka-luka.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Secret Service