News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Bakal Persulit Negosiasi, Israel Berupaya Ubah Rencana Gencatan Senjata di Gaza

Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tank Pasukan Israel bermanuver dalam agresi militer di Gaza. Israel akan mempersulit kesepakatan akhir untuk menghentikan pertempuran selama sembilan bulan.

TRIBUNNEWS.COM - Israel berupaya mengubah rencana gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera oleh Hamas.

Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat Barat dan seorang Palestina, serta dua sumber Mesir.

Upaya itu akan mempersulit kesepakatan akhir untuk menghentikan pertempuran selama sembilan bulan yang telah menghancurkan daerah kantong itu.

Israel mengatakan, warga Palestina yang mengungsi harus disaring saat mereka kembali ke wilayah utara daerah kantong itu saat gencatan senjata dimulai.

Pernyataan Israel ini bertentangan dengan kesepakatan untuk mengizinkan warga sipil yang melarikan diri ke selatan untuk kembali ke rumah dengan bebas, kata sumber itu kepada Reuters.

"Negosiator Israel menginginkan mekanisme pemeriksaan bagi penduduk sipil yang kembali ke wilayah utara Gaza, di mana mereka khawatir penduduk ini dapat mendukung pejuang Hamas yang masih bertahan di sana," kata pejabat Barat itu, Kamis (25/7/2024), dilansir Arab News.

Sementara itu, kelompok militan Palestina menolak tuntutan baru Israel, menurut sumber Palestina dan Mesir.

Hal lain yang menjadi perdebatan, kata sumber Mesir, adalah tuntutan Israel untuk mempertahankan kendali atas perbatasan Gaza dengan Mesir, yang ditolak Kairo karena dianggap berada di luar kerangka kesepakatan akhir yang diterima oleh musuh.

Kata Gedung Putih

Para pejabat Gedung Putih mengatakan, Israel dan Hamas "lebih dekat sekarang daripada sebelumnya" untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Pada hari Kamis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu Presiden AS Joe Biden untuk membahas diakhirinya konflik di Gaza.

Baca juga: Nasib Sial Hotel Tempat Netanyahu Menginap: Diteror Belatung hingga Direcoki Demonstran Pro-Gaza

Pembicaraan di Gedung Putih itu terjadi di tengah kekacauan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya di AS dan tekanan domestik terhadap perdana menteri Israel untuk menyelamatkan puluhan sandera yang masih ditawan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.

Netanyahu juga bertemu dengan Wakil Presiden AS, Kamala Harris, yang kemungkinan akan menggantikan Biden sebagai kandidat Demokrat untuk Pilpres AS 2024.

"Kita punya banyak hal untuk dibicarakan," kata Biden saat menyambut Netanyahu di Ruang Oval, dikutip dari The Guardian.

"Dari seorang Zionis Yahudi yang bangga menjadi seorang Zionis Irlandia-Amerika yang bangga, saya ingin mengucapkan terima kasih atas 50 tahun pelayanan publik dan 50 tahun dukungan bagi negara Israel," kata Netanyahu kepada Biden di awal pertemuan mereka.

Biden diperkirakan akan menekan Netanyahu agar berkomitmen pada setidaknya tahap pertama dari kesepakatan tiga bagian yang akan membebaskan beberapa sandera sebagai ganti gencatan senjata sementara.

Seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan bahwa kerangka kerja untuk kesepakatan tersebut telah disetujui, tetapi "masalah implementasi yang serius masih harus diselesaikan".

"Saya tidak berharap pertemuan itu akan menghasilkan jawaban ya atau tidak," kata pejabat itu.

Update Perang Israel-Hamas

Dikutip dari Al Jazeera, gelombang baru serangan udara oleh jet tempur Israel telah menargetkan Jalur Gaza, termasuk Khan Younis di selatan, kamp pengungsi Bureij di tengah, dan Kota Gaza di utara daerah kantong tersebut.

Pasukan militer Israel menembakkan peluru tajam ke ambulans yang sedang mengevakuasi orang yang terluka di selatan Khan Younis, tempat invasi darat mematikan oleh pasukan Israel sedang meluas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Kamala Harris di Washington, di mana wakil presiden tersebut mengatakan kepada Netanyahu bahwa sudah waktunya untuk menyelesaikan kesepakatan ini mengenai gencatan senjata di Gaza.

Baca juga: Proyek Gagal, Israel Setop Banjiri Terowongan Hamas di Jalur Gaza Pakai Air Laut

Warga Palestina berjalan melewati tumpukan sampah di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 18 Juli 2024, saat konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas berlanjut. (AFP/BASHAR TALEB)

Sebelas warga Palestina dibebaskan dari penjara Israel.

Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia disiksa untuk mendapatkan informasi tentang Hamas dan keberadaan tawanan yang ditahan di Gaza.

Militer Israel telah melakukan serangkaian serangan di Khan Younis, Rafah, dan Kota Gaza selama 24 jam terakhir, menewaskan puluhan orang, kantor berita Wafa melaporkan.

Mustafa Muhammad Abu Ara, seorang pemimpin Hamas di Tepi Barat yang diduduki, telah meninggal dalam tahanan Israel, kata Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina.

Bentrokan bersenjata telah pecah antara pejuang Palestina dan pasukan Israel selama penyerbuan kota Jenin dan kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Baca juga: WHO: 15 Anak Korban Perang Israel di Gaza Tiba di Spanyol untuk Dapat Perawatan Medis

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pasukan Israel bertanggung jawab atas penembakan terhadap tiga konvoi bantuan PBB antara hari Minggu dan Selasa di Gaza.

Militer Israel telah mengumumkan, seorang tentara lainnya tewas dalam pertempuran di Gaza selatan.

Setidaknya 39.175 orang tewas dan 90.403 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139 orang, sementara puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini