News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hasil Sitaan Aset Rusia 1,5 Miliar Euro Akan Digunakan Beli Senjata Untuk Melawan Moskow

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Tank Leopard 1A5 yang dikirima ke Ukraina. Uni Eropa akan menggunakan hasilaset penyitaan Rusia sebesar 1,5 miliar Euro untuk persenjataan Ukraina memerangi Rusia

TRIBUNNEWS.COM -- Penghasilan dari aset sitaan Rusia di Eropa akan digunakan untuk membeli senjata untuk memerangi agresor Moskow.

Komisi Eropa menyepakati bahwa dana tahap pertama yang akan dikirimkan untuk membeli senjata bagi pasukan Ukraina sebesar 1,5 miliar euro atau setara Rp 26,523 triliun.

Dikutip dari Strana, Kepala Komisi Uni Eropa Ursula Von der Leyen dalam pengumumannya menuliskan, selain untuk membeli senjata, sebagian dari dana akan digunakan untuk rekonstruksi di wilayah Ukraina.

Baca juga: Iskander-M dan Shahed Rusia Kembali Hancurkan Pembangkit Energi, Listrik di Zhytomyr Kembali Padam

"Hari ini kami akan mentransfer 1,5 miliar euro dari pendapatan aset Rusia yang dibekukan untuk pertahanan dan rekonstruksi Ukraina," tulis von der Leyen.

Ia mengungkapkan, dana itu bakal disalurkan ke dana perdamaian untuk memberikan kompensasi kepada negara-negara UE atas senjata, dan tidak langsung ke Ukraina.

Sebelumnya kami menulis bahwa negara-negara UE berhasil mencapai kesepakatan akhir tentang penggunaan pendapatan dari aset Rusia yang dibekukan.

Sebelumnya, anggota G7 menyetujui dana sebesar 50 miliar dolar AS atau Rp 814 triliun keuntungan akhir aset Rusia yang dibekukan untuk dialokasikan ke Kiev.

Informasi AFP tentang kesepakatan negara-negara G7 mengenai pinjaman 50 miliar dolar AS ke Ukraina menggunakan bunga dari aset Rusia yang dibekukan dianalisis oleh saluran Telegram Politika Strany.

"Pertama, seperti yang dilaporkan AFP, ini masih informasi tidak resmi, mengutip sumber anonim di pemerintahan kepresidenan Prancis. Pada saat yang sama, media juga menerbitkan informasi orang dalam yang bertentangan.

Baca juga: AS Luncurkan 24 Pengacau Satelit Canggih Luar Angkasa, Antisipasi Perang dengan China dan Rusia

Namun surat kabar Politico melaporkan, mengutip sumber, bahwa tidak ada kesepakatan di antara negara-negara G7 tentang masalah pinjaman menggunakan aset Rusia.

Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuding tindakan tersebut sebagai pencurian dan melanggar hukum internasional.

"Dana ini tidak hanya dicuri secara terencana, mereka juga dihabiskan untuk pembelian senjata. Sulit untuk memikirkan sesuatu yang lebih buruk," kata Peskov.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini