TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin gerakan Ansar Allah di Yaman, Abdul Malik al-Houthi, mengumumkan baru saja meluncurkan fase kelima eskalasi, yang menargetkan Tel Aviv dengan pesawat tak berawak Yafa minggu lalu.
Melalui pidato yang ia sampaikan pada hari Kamis (25/7/2024), Sayyed al-Houthi menegaskan bahwa rezim pendudukan Israel "terkejut dengan operasi tersebut karena jarak tempuh pesawat tak berawak buatan Yaman dan target yang diserang begitu penting."
Ia menyatakan bahwa jarak yang ditempuh Yafa melebihi 2.200 kilometer dan berhasil menembus semua penghalang dan pertahanan yang diandalkan pendudukan, yang disediakan oleh negara-negara yang melindunginya.
"Operasi pesawat tak berawak tersebut membuat takut pendudukan Israel yang tinggal di wilayah serangan," kata Sayyed al-Houthi.
Al-Houthi menekankan bahwa tidak ada tempat aman yang tersisa bagi orang Israel di Palestina yang diduduki.
"Media Israel menyebutkan bahwa serangan Yaman ke Tel Aviv membuktikan bahwa mereka merupakan masalah serius bagi Israel," lanjutnya.
"Inilah yang kami inginkan dan perjuangkan."
Menyusul serangan Ansar Allah, para pejabat Israel mengaku secara terbuka bahwa "Israel telah kehilangan keamanannya dan garis merah telah dilanggar".
Media Israel memperingatkan bahwa serangan Yafa mengungkap "cacat operasional yang serius dan kebutaan total, meskipun ada kesiapan di semua lini".
Israel mengakui bahwa Yaman memproduksi senjata canggih untuk menyerang entitas tersebut dan mengakui dampak operasi tersebut terhadap perekonomiannya
"Sangatlah baik jika pendudukan memandang rakyat Yaman dan angkatan bersenjatanya sebagai musuh yang sangat serius yang dilengkapi dengan senjata modern," timpal Al-Houthi.
Baca juga: Ansarallah Houthi Memperingatkan Akan Meningkatnya Balasan Terhadap Serangan Udara Israel
Pemimpin Ansar Allah itu juga membahas liputan media AS atas operasi Yafa, dengan menyatakan bahwa media tersebut menganggap operasi itu sebagai "serangan paling berbahaya yang mengganggu keamanan Israel" sejak Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober.
Sedangkan media Inggris "menyatakan keheranan atas kemampuan pesawat tak berawak Yaman untuk menembus sistem pertahanan negara dan tentara".
Sayyed al-Houthi menegaskan kembali bahwa agresi Israel terhadap Hodeidah Yaman "tidak akan menghasilkan pencegahan untuk mencegah operasi Yaman yang mendukung Gaza. Dan hal ini diakui oleh Israel."