"Siapapun yang tidak mematuhinya, tidak akan (bisa) berpartisipasi lagi. Kita harus tetap positif dan tidak mempertanyakan patriotisme pemain manapun," tegas dia.
Sementara itu, presenter Ennahar, TV Aljazair, Elyas Bouyakoub, berkomentar, "Hasil undian tidak menguntungkan Dris, karena ia menghadapi lawan Israel pertama, yang semakin menambah tekanan dirinya."
Bouyakoub melanjutkan, Dris saat ini terjebak pada dua pilihan, tetap bertanding atau mundur, namun terkena sanksi karena tetap menjaga solidaritas dengan Palestina.
Hingga saat ini, baik Komite Olimpiade Aljazair dan Dris, belum mengumumkan posisi resmi mereka terkait pertandingan tersebut.
Di sisi lain, kantor berita Prancis, Ouest France, yang dikutip The Times of Israel, memperkirakan Dris bakal mengundurkan diri dari laga melawan Israel.
Sebab, Aljazair termasuk satu di antara negara yang tidak mengakui Israel.
Baca juga: 20.000 Bom Bantuan AS untuk Israel Dipakai Serang Gaza, Sebagian Pengiriman Dirahasiakan
Solidaritas Aljazair untuk Palestina
Dukungan Aljazair untuk Palestina berdasarkan rasa senasib atas apa yang terjadi pada mereka.
Wilayah Palestina yang saat ini diduduki Israel, mengingatkan memori warga Aljazair atas penjajahan Prancis.
Dilansir Al Jazeera, penjajahan Prancis di Aljazair berlangsung selama 132 tahun, yang berakhir pada 1962, setelah perang kemerdekaan berlangsung selama delapan tahun.
Prancis menggusur warga Aljazair, mengurung mereka di ruang sempit yang tidak layak, dan mempersenjatai pemukim Prancis untuk melawan mereka.
Israel telah melakukan hal yang sama sejak Nakba pada 1948 silam, ketika milisi Zionis membersihkan sedikitnya 750.000 warga Palestina untuk mendirikan Israel di atas reruntuhan rumah dan sejarah mereka.
Israel menduduki lebih banyak tanah dalam perang tahun 1967, menundukkan warga Palestina di bawah kekuasaan militer sejak saat itu, dan memperluas pemukimannya di tanah mereka, yang ilegal menurut hukum internasional.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)