News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Gertak Balik Turki, Ingatkan Erdogan Bisa Senasib Dengan Saddam Hussein

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, melayangkan peringatan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan agar tidak bertindak agresif, mengirimkan pasukannya ke Israel dengan dalih membantu warga Palestina.

Apabila Presiden Erdogan nekat ikut campur dalam konflik Gaza, Israel tak segan mengancam Presiden Turki akan menghadapi nasib yang sama seperti mantan Presiden Irak Saddam Hussein.

Adapun Hussein dieksekusi mati pada 2006 karena dituduh melakukan kejahatan kemanusiaan selama memimpin Irak.

Baca juga: Presiden Erdogan: Turki Bisa Masuki Israel seperti Libya dan Azerbaijan

“Erdogan akan mengikuti jejak Saddam Hussein jika terus mengancam akan menyerang Israel. Ia harus mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir," tulis Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dalam sebuah posting di X, dikutip JPost.

Peringatan itu dilontarkan Katz pasca Presiden Erdogan menegaskan negaranya akan mengirimkan pasukan khusus ke Israel demi membantu rakyat Palestina.

"Sama seperti kita memasuki Karabakh, sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal serupa kepada mereka," ujar Erdogan.

Belum jelas kapan Turki akan mengirimkan pasukan untuk menggempur Israel, namun pernyataan Erdogan dianggap mengancam kedaulatan Tel Aviv hingga Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, meminta NATO bertindak atas ucapan Erdogan.

“Dunia, dan khususnya anggota NATO, harus dengan kuat mengecam ancaman luar biasanya terhadap Israel dan memaksanya mengakhiri dukungan terhadap Hamas. Kami tak bisa menerima ancaman dari sosok yang ingin jadi diktator," kata Lapid.

Turki Tegaskan Dukungan Penuh Untuk Gaza

Sejak perang Gaza pecah pada Oktober tahun lalu, pemerintah Turki menjadi salah satu tokoh paling vokal melemparkan kritik keras terhadap serangan Israel ke Gaza. Ia bahkan kerap menyinggung operasi militer Israel yang telah memicu genosida massal.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz (Tehran Times)

Mencegah bertambahnya korban jiwa di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina, Erdogan menegaskan bahwa pasukannya siap dikirim ke Gaza, tindakan yang sama seperti di masa lalu dimana saat itu pasukan Turki pernah masuk ke Libya dan Nagorno-Karabakh di Azerbaijan demi membantu menyelesaikan masalah.

"Tidak ada alasan mengapa kita tidak dapat melakukan ini. Kita harus kuat agar kita dapat mengambil langkah-langkah ini," tambah Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.

Tak sampai disitu untuk mendukung hak-hak warga Palestina, Erdogan bahkan menolak rencana pembentukan zona penyangga pasca perang yang digagas Israel.

Untuk memprotes tindakan yang dilakukan PM Netanyahu dan pasukannya, Turki menghapus Israel dari daftar negara target ekspornya. Imbas pemutusan tersebut semua transaksi dan kerja sama impor dan ekspor terkait dengan Israel resmi dihentikan mulai awal Mei lalu.

Erdogan menegaskan semua kerjasama perdagangan dengan Israel akan dihentikan sampai negara tersebut berkomitmen untuk menghentikan penyerangan terhadap Gaza dan tercapainya perjanjian gencatan senjata.

Menurut data resmi, perdagangan Turki-Israel sendiri bernilai 7 miliar dolar AD atau senilai Rp 111,7 triliun (kurs Rp 15.968) tahun lalu. Israel bahkan masuk di antara 20 tujuan teratas untuk ekspor Turki, membeli barang dan jasa senilai 5,4 miliar dolar AS (Rp 86,23 triliun).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini