TRIBUNNEWS.COM - Beberapa penerbangan di Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut, Lebanon, telah dibatalkan atau ditunda seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah.
Sebelumnya, serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu (27/7/2024) menewaskan 12 orang remaja dan anak-anak.
Serangan tersebut menambah kekhawatiran bahwa Israel dan Hizbullah akan terlibat dalam perang berskala penuh.
Dikutip dari Reuters, maskapai penerbangan Lufthansa dan Eurowings milik Lufthansa telah membatalkan tiga penerbangan ke Beirut yang dijadwalkan pada Senin sore, menurut papan informasi di bandara dan situs web pelacakan penerbangan Flightradar24.
Turkish Airlines juga membatalkan dua penerbangan semalam pada hari Minggu.
SunExpress, AJet, Aegean Airlines, Ethiopian Air dan Middle East Airlines (MEA) juga telah membatalkan penerbangan yang dijadwalkan mendarat di Beirut pada Senin (29/7/2024), menurut Flightradar24.
Pada Minggu, MEA mengatakan bahwa mereka telah menunda keberangkatan beberapa penerbangan yang dijadwalkan mendarat di Beirut semalam.
MEA mengumumkan penundaan tambahan karena “alasan teknis yang berkaitan dengan distribusi risiko asuransi untuk pesawat antara Lebanon dan tujuan lainnya”.
Bandara Internasional Rafic Hariri adalah satu-satunya bandara di Lebanon.
Bandara ini telah menjadi sasaran dalam perang saudara di negara itu.
Konflik Hizbullah dan Israel telah mengganggu penerbangan dan pengiriman di seluruh wilayah, termasuk selama serangan drone dan akasi saling balas rudal antara Israel dan Iran pada April lalu.
(mg/aliifa)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).